Seperti layaknya orang yang hampir saja terserempet sambaran petir, Indra berlalu dari ruang kerja Miranti dengan bingung serta linglung yang menyertai langkah lunglainya menuju bagian accounting. Dan hingga tiba di depan Irma yang sudah ia kenal dengan baik, pun ia masih saja terlihat seperti belum sadar sepenuhnya.
"Mas Indra … ssst, Mas Indra … ada apa? Habis dimarahin ibuk?" langsung saja gadis itu menegur si pemuda yang masih saja duduk terdiam di kursi depan mejanya seperti sedang dalam pengaruh hipnotis.
Disaat Indra masih saja terdiam, gadis itupun langsung mengulurkan tangan untuk menyentuh lengan si pemuda yang berada di pangkuan.
"Mas Indra …"
"Eh, iya … uh, Maaf Mbak Irma," sadar dari lamunan kosongnya, pemuda itu langsung saja menjawab sapa karyawan bagian akunting tersebut.
"Mas Indra kenapa?" dengan penuh simpati, si gadis accounting kembali bertanya pada pemuda ganteng yang terkenal dengan kebaikan serta keramahannya itu.