Segera setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh sahabatnya itu, Indra pun jadi terdiam sambil tertunduk lesu. Namun selagi Vanessa hendak menyusuli dengan kalimat yang lain, pemuda itu telah saja mulai membuka bibir untuk bicara.
"Maafkan aku yang nggak tau diri ini, lupakan apa yang sudah kuucapkan semalam. Ah, sebaiknya kita memang tetap saja seperti ini. Aku yang kurang bersyukur karena sudah berharap terlalu tinggi. Maafkan aku …" dengan lirih dan sembari juga melemparkan sebuah senyum yang sulit unutk diartikan, Indra mengatakannya dalam suara yang kentara sekali bergetar.
"Ndra, bukan maksudku untuk mengatakan itu …" tentu saja Vanessa tak mau Indra salah paham.
"Iya, aku paham maksudmu. Sudahlah, biar saja dan jangan dipikirkan lagi." Tanpa mau mendengar penjelasan, pemuda itu memotong kalimat sahabatnya untuk menghentikan pembicaraan tentang masalah tersebut.