Setelah saling menggenggam tangan untuk sama-sama memberikan dukungan kekuatan, pandangan dua gadis itu langsung saja dialihkan ke depan untuk kembali mengamati Bendoro Raden Ayu Candrawati Brotokusumo yang sedang terlihat sangat serius mengamati telapak tangan Indra Perkasa.
Sampai beberapa saat kemudian, wanita tersebut nampak mengangkat wajahnya dengan ekspresi heran yang tertuju pada si anak muda. Lalu setelah mengerutkan kening selama sekian detik sambil tak henti menatap tajam, ia pun terdengar berbicara pada pemuda tersebut.
"Ah, kamu tidak bohong …" demikian ucapnya perlahan seperti sedang berkata pada dirinya sendiri. Sedemikian perlahan ia bicara, hingga hanya pemuda itu sajalah yang bisa mendengar.
"Saya memang tidak bohong, Ndoro …" setelah dengan cepat bisa menemukan kembali kepercayaan dirinya, pemuda itu lantas saja menjawab. Tentu saja, Indra mengimbangi pula berbicara dengan sangat perlahan hingga serupa bisikan.