Obat aneh
Seragam sekolah masih belum terlepas dari tubuhnya, lelah dan letih setelah menjalani olahraga dan butuh air untuk menyegarkan.
" Kak Rino!" Berteriak di depan rumah kakak kelasnya, tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk. Terlihat sebuah gelas berisi cairan berwarna merah muda menggoda selera di atas meja.
Mata safir itu menatap lapar cairan tersebut." Kak Rino pasti tahu kalau aku haus jadi memberikan ku minuman itu, kak Rino memang baik." Dia pun berjalan menuju cairan tersebut lalu segera meminumnya dengan sekali teguk. Di balik dinding seorang pria bersurai hitam cepak tersenyum penuh kepuasan.
" Kau sungguh bodoh Fransis, sebenarnya aku sangat tidak ingin melakukan ini padamu. Tapi kamu selalu saja menolak ku dan menganggap ku hanya kakak kelas, apa salahnya jika kamu mencintai ku. Sekarang aku harus melakukan ini padamu, obat itu akan membuatmu memberikan ku seorang anak yang cerdas sama seperti mu," katanya penuh ambisi.
" Ahh, rasanya sungguh segar. Tapi kemana kak Rino?" Fransis masih mencari sosok tersebut.
" Frans." Rino keluar dari persembunyiannya dengan wajah tanpa dosa seakan tidak melakukan dosa apapun pada pria rupawan tersebut.
Fransis mengalihkan perhatiannya pada kakak kelasnya tersebut." Kak Rin, minuman tadi rasanya sangat enak. Kakak beli di mana?"
" Itu minuman yang sudah ku berikan obat, tapi itu bukan racun. Hanya saja nanti kita akan memiliki seorang anak dari rahimmu," jelas Rino membuat pria bermata safir itu syock dan tercengang mendengarnya.
Siapa yang akan percaya dengan ucapan seperti itu? Mana mungkin seorang pria bisa hamil, Fransis tertawa mengejek. Dia tidak akan percaya dengan ucapan pria tersebut, ia yakin kalau kakak kelasnya itu hanya ingin mengerjainya.
" Kak Rin, jangan bercanda. Mana mungkin ada obat semacam itu, sudalah ... Aku tadi haus jadi aku langsung minum. Lagi pula aku sudah bilang berkali-kali, aku ini masih normal dan tidak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang pria. Aku masih menyukai wanita, jadi kak Rino jangan kebanyakan berkhayal."
" Aku tidak bercanda, Frans. Kalau kamu tidak percaya, kamu lihat saja nanti. Aku yakin kalau kamu akan hamil, selama masa kehamilan mu, aku berjanji akan selalu menjagamu dan melindungi mu. Aku akan jadi suami siaga untuk mu," kata Rino berusaha untuk menjelaskan, tapi Fransis tetap tidak percaya. Dia memutuskan untuk meninggalkan peia itu karena menganggap semua sangat tidak masuk akal.
***
" Frans," sapa seorang wanita bersurai hitam, gadis itu adalah seorang yang selalu mengagumi sosok pria rupawan bersurai blonde tersebut, tapi tak pernah ditanggapi oleh sang pria.
" Sudalah, Vanesa. Berhentilah mengejar ku, aku ini tidak tertarik padamu. Aku masih ingin sekolah," dingin dan menusuk. Setiap kata yang keluar dari mulut Fransis memang selalu dingin dan pedas bagaikan cabai hingga membuat orang kadang jengkel dan sakit hati.
" Frans, aku sungguh mencintaimu. Aku yakin aku bisa menjadi wanita yang baik untuk mu, pertimbangkanlah untuk menjadi kekasih ku," pinta Vanesa.
" Tidak, aku tidak menyukaimu," tolak Fransis tegas, setelah itu ia langsung meninggalkan gadis cantik itu.
Hampir dua bulan Fransis merasakan tidak nyaman pada perutnya, sering mual dan tubuh lemas bahkan berangkat sekolah hampir saja pingsan kalau Rino tidak menangkap tubuh rapuh tersebut.
" Kamu kenapa, Frans? Apakah sudah mulai ada tanda-tanda?" Tanya Rino penasaran.
Fransis menepis tangan kakak kelasnya tersebut, ia memandang pria itu penuh selidik." Tanda? Tanda apa maksud mu?"
" Tanda kamu hamil, sudalah. Kalau kamu tidak percaya, kita pergi ke dokter, aku yakin kalau apa yang aku katakan ini benar." Rino langsung menarik tangan pria rupawan tersebut. Betapa terkejutnya Fransis ketika menerima surat hasil pemeriksaan kalau dia dinyatakan hamil, siapa yang akan dengan semua aib yang terjadi? Dirinya bahkan tidak pernah melakukan perbuatan laknat.
Cristoper Lonenlis dan Victoria sangat kecewa mendengar kalau putra pertamanya hamil di luar nikah, apa lagi dia seorang pria.
" Fransis, kamu sungguh sangat memalukan! Mulai hari ini, kamu bukan lagi bagian dari keluarga Lonenlis!" Christopher sangat murka, ia bahkan tidak ingin mengakui kalau pria itu adalah putranya.
Fransis prustasi, dia tidak tahu harus berbuat apa selain menuruti keinginan Rino untuk tetap melahirkan anak itu. Saat bayi itu dilahirkan, Rino berbohong dan mengatakan kalau Fransis mengalami keguguran.
Kembali ke rumah juga tidak mungkin, dia sudah hancur dan tidak ada lagi yang ia harapkan. Pria blonde itu memutuskan untuk meninggalkan negara kelahirannya.
***
17 tahun kemudian ...
" Papa, apakah Papa yakin kalau perusahaan perusahaan Harcourt akan mengadakan pameran perhiasan berlian?" Tanya seorang gadis 17 tahun bersurai blonde, hidung mancung, mata safir, dan kulit putih. Seiran Setiawan, sebenarnya dia adalah bayi yang dilahirkan oleh Fransis dengan jalan operasi sesar, Rino sengaja menyembunyikannya agar tidak diambil oleh Fransis dan keluarga besar Lonenlis.
" Benar, kamu harus pergi malam ini untuk mencuri berlian itu. Kita bisa kaya kalau bisa mengambil berlian berharga miliaran dolar as itu," kata Rino, seorang pria berusia 37 tahun mantan kakak kelas Fransis berprofesi sebagai pencuri papan atas namun menggunakan kedok seorang dokter untuk menutupi indentitasnya.
" Baik, Papa. Malam ini aku akan melakukan pencurian di perusahaan Harcourt," jawab Seiran patuh. Setelah itu gadis cantik tersebut melangkahkan kaki menuju kamarnya.
Rino mengeluarkan ponsel miliknya, membuka galeri foto. Terlihat wajah rupawan seorang pria berusia 17 tahun tersenyum lebar.
" Fransis, sekarang kamu ada dimana? Sudah 17 tahun sejak kejadian itu, kamu tidak kembali. Bahkan menghubungi ku juga tidak, aku sudah mencarimu kemanapun, tapi hingga sekarang masih belum ada kabar. Aku minta maaf karena telah menghancurkan hidupmu, Seiran sudah remaja. Dia cantik dan sangat mirip dengan mu," katanya sambil memandang wajah rupawan tersebut.
***
" Hmmp, aku ingin tahu, bocah kecil mana yang ingin mencuri berlian milikku." Seorang pria bertubuh tinggi tegap, iris safir menatap tajam benda berkilau yang ada di didepannya. Meski sudah 34 tahun, dia tetap tampan dan memikat hati wanita. Duduk di atas kursi kebesarannya.
" Boss, saya dengar kalau gadis itu masih 17 tahun, namanya Seiran," kata seorang pria bertubuh besar dan bertato.
"Seiran?" Pria blonde itu merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, mendadak luka operasinya kembali terasa nyeri.
" Kak Fransis, apakah kakak mengenalnya?" Tanya seorang pria bersurai merah.
" Tidak, kalian harus ingat. Jangan biarkan siapapun masuk dalam tempat penyimpanan berlian itu, nyawa kalian jadi taruhan." Fransis bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan meninggalkan anak buahnya tersebut.
" Apa yang terjadi pada kak Fransis, Marbo? Sepertinya kak Fransis tidak seperti biasanya," tanya pria bertubuh besar bernama Sanbeiji.
" Aku juga tidak tahu, Ji. Memang kak Fransis sedikit aneh hari ini," balas Marbo.