Chereads / Novella Kareen / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Pukul tujuh pagi, gerbang sekolah sudah ditutup. Kali ini, Kareen terlambat yang ketiga kalinya. Itupun karena Lulu lupa tidak membangunkan Kareen pagi ini. Lulu memang selalu jadi temen setia Kareen. Dia selalu menjadi reminder Kareen setiap pagi untuk membangunkan Kareen dan setia menemani Kareen untuk pergi ke kantin atau ke perpustakaan. Ia pun selalu jadi pendengar setia disaat Kareen lagi ada masalah. Sampai-sampai Lulu pernah diputusin cowoknya gara-gara terlalu sering membantu Kareen setiap waktu dan setiap saat.

" SIAL!!! Gue telat lagi nih! Mana Lulu nggak ngebangunin gue lagi?!", gerutu Kareen yang terhenti di depan gerbang sekolah. Ia tidak bisa membuka pagar, karena kunci pagarnya sudah digembok.

" Terlambat lagi ya, Non?". Terdengar suara pak Kusri dari kejauhan. Pak Kusri adalah pak satpam yang paaaaliiing sabar. Bagaimana tidak? Walaupun pak Kusri sering dijalihin dan diusilin sama anak-anak paling bandel di sekolah pun, bapak paruh baya yang sudah mempunyai lima cucu itu masih tetap bisa tersenyum, pertanda tidak ada raut marah di mukanya.

" Iya nih pak. Kareen tadi bangun kesiangan.. Pak Kus, minta tolong bukain pintunya donk!!", pinta Kareen dengan sikap manjanya.

Diambilnya kunci, kemudian Draak….. gerbang pintu terbuka. Kareen pun langsung buru-buru masuk kedalam.

" Trims ya pak Kus, Kus, hehehe…", ucapnya sambil tertawa nyengir.

" Iya non. Tapi lain kali jangan terlambat ya! Soalnya bapak sudah sering diperingatkan untuk ngawasin non Kareen…", pinta pak Kusri sambil memperingatkan.

"Beres Bos!!", ucapnya mantap sambil berlalu pergi dan berlari menuju kelasnya.

Kareen secepat mungkin berlari agar tak diketahui guru. Dan untung saja dikelasnya sedang riuh, pertanda tidak ada guru di kelas.

" Lu, tugas hari ini apaan? ", tanya Kareen yang langsung duduk di sebelah Lulu.

" Aduh Reen… Kapan sih elo mau berubah? Selalu telat kalo gue gak ngebangunin…", sembur Lulu yang dari tadi sudah jengkel melihat tingkah laku Kareen yang sedikit menyebalkan itu.

" Gimana gue bisa bangun kalo badan gue masih pegel-pegel? ditambah gue punya gondokan gede banget nih!! Nih, lihat…", ketus Kareen sambil memperlihatkan gondoknya.

" Gondok apaan?? Gak ada tuh!! Emang loe lagi kesel ya??!", tanya Lulu dengan tampang polosnya.

" Ya iyalah!! Kesel banget!! Udah dipaksa ikut latihan, terus dilatih sama cowok belagu dan sok, terus yang lebih ngeselin lagi, ternyata tandingnya dimulai bulan depan. Aduh..bikin gue sakit batin tau gak?!", ucap Kareen kesal sambil mendobrak meja dengan gusar. Dikeluarkannya buku dari tas dengan hati yang dongkol.

" Udahlah Kar… nggak perlu loe resahin. Toh, elo masih diperhatiin sama anak-anak tim basket loe kan? Loe masih dikangenin buat ikut latihan basket lagi tuh…", cerocosnya meyakinkan Kareen yang dirundung tampang cemberut.

Kareen mendesah panjang saat ia mendengar nasehat dari Lulu, sahabat karibnya itu. Lulu memang bisa diandalkan untuk jadi pemecah masalah orang. Selain sebagai pendengar setia, dia juga bisa menyimpan rahasia.

" Iya.. iya.. Mungkin loe ada benernya juga. Lagian gue juga pengen kok tetep maen bola basket, kesayangan gue..", tuturnya semangat. "Ntar, gue mau bilang mama gue aaah.. Biar mama tetep ngijinin gue untuk ikut latihan selama ada pertandingan untuk bulan depan..", lanjutnya sambil menampakkan senyum lebar. Tampak terlihat ekspresi ceria di wajahnya. Ia benar-benar merasa senang sekali.

" Gue dukung deh..!!", jawab Lulu mantap. " Eh, Kar loe dicariin tuh sama pak Heri.. Wah, kayaknya ada tugas berat nih?!", ejek Lulu dengan genitnya.

Kareen terperangah kaget. Ia langsung mengerutkan dahinya. " Sumpah Lu… Perut gue dari tadi muleesss banget!! Makanya gue tadi ngibrit ke UKS. Aduh apes deh gue kalo ditambah tugas dari pak killer itu!!", tukas Kareen yang langsung lemas setelah mendengar berita dari Lulu.

Lulu hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku Kareen. Pak Heri dikenal sebagai guru palingkillerdi sekolah karena dia termasuk guru yang tegas dan disiplin. Tak jarang, dia sering memberi hukuman kepada Kareen. Hal itulah yang membuat Kareen jarang mengikuti pelajarannya di kelas.

" Ah ya udah deh.. itu kan emang konsekuensi loe karena elo ninggalin pelajarannya Pak Heri", jelas Lulu yang membela pak Heri.

" Emang pak Heri tadi ngomong apa aja Lu?!", tanya Kareen sambil menyikut lengan Lulu.

" Gak tau tuh! Kayaknya sih penting banget!! Abisnya elo juga sih.. Ngapain sih terus-terusan bolos setiap pelajaran sastra? Gak takut tuh dimarahin pak Heri yang keseratus kalinya??!", cerocos Lulu yang hiperbola banget.

" Idih… jahat banget sih! Loe kan juga tau kalo gue paling males belajar sastra. Apalagi diajarin sama guru killerkayak dia…", ketus Kareen yang tak kalah omongan dengan Lulu. " Ya udah deh.. Ntar biar gue ke ruangannya pak Heri..", ucap Kareen mengalah.

" Nah, gitu donk!! Sekali-kali menghargai orang lain, bisa kan Kar?!", puji Lulu senang sambil menepuk-nepuk pundak Kareen. Ia merasa bangga atas sikap Kareen yang mau mengalah itu.

Kareen yang tengah asyik ngobrol dengan Lulu, dikagetkan dengan kehadiran Mia dan ganknya. Mereka adalah sekumpulan para cewek-cewek yang merasa paling populer dan terkenal di sekolah. Maklum saja.. Karena hampir semua anak-anak yang termasuk dalam genk-nya, berprofesi sebagai anak cheers di sekolah. Klub cheerleaders yang eksotik dan seksi… Yah, itu sih anggapan teman-temannya. Tetapi tidak menurut Kareen. Kareen hanya cuek dan tidak begitu peduli dengan ketenaran Mia and the gank itu.

Dengan langkah yang terlihat genit dan centil, mereka berkumpul ke bangku Kareen. Salah satu dari mereka duduk di depan bangku Kareen dan memandang Kareen dengan tatapan penuh dan sinis.

" Eh, kok pada ngumpul disini sih?! Gak ada tempat laen apa? Gue gerah tau!!", ketus Kareen yang seakan-akan tidak takut dengan kehadiran dan pandangan aneh mereka.

" Gue cuma mau tanya sama loe… Jawab aja jujur!", pinta Mia dengan tegas dan jelas. Tampak tak ada sedikitpun senyum yang terlihat di bibirnya.

Kareen hanya bisa terdiam menunggu pertanyaan mereka. Dan Lulu pun juga dibuat takut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba datang dan tak diduga.

" Loe selingkuh sama orang lain ya?? Gue denger-denger loe udah punya cowok baru. Bener gossip itu?!", tanya Mia lagi sambil melotot. Kali ini dia benar-benar terlihat serius.

Winda, teman Mia ikut menimpali. " Iya. Gue tahu dari temen loe kalo loe lagi deket sama pelatih basket baru itu. Siapa namanya??", pikirnya yang mencoba memutar otaknya untuk mengingat-ingat. . " Namanya… Dino!! Bener kan??!", tanyanya lagi dengan nada pasti.

Winda adalah salah satu anak dari genk Mia. Dia adalah teman yang paling dekat dengan Mia. Mia and the gankberanggotakan empat orang. Mereka adalah Mia, Winda, Tria, dan Devi. Mia adalah kepala genk itu sekaligus ketua tim cheers. Mereka selalu kompak dalam urusan pakaian. Pakaian yang mereka pakai memang selau dipandang trendy dan bikin orang iri. Apalagi masalah dandanan dan penampilan, mereka memang tidak pernah ketinggalan jaman. Jadi tidak heran apabila genk mereka selalu dibicarakan di sekolah, bahkan disekolah lain pun ikut turut mengenal siapa mereka.

" Gue selingkuh sama Dino?? Yang bener aja loe!! Gue masih jalan sama cowok gue kok!", tukasnya sebal yang tak terima dengan tuduhan Mia dan teman-temannya.

" Halah… gue tau kok kalo elo lagi backstreet sama Veron. Dan gue sekarang jadi tau kenapa loe bisa mutusin untuk backstreet..Loe udah punya cowok laen kan?!", tuduh Mia lagi. Kali ini dia benar-benar menatap mata Kareen dengan pandangan sinis. Ia sama sekali tak percaya dengan kejujuran Kareen.

Mia memang tahu siapa Veron. Bagaimana tidak mengenalnya? Mia adalah mantan pacar Veron dan Veron memutuskan Mia karena ia sudah terlanjur menyukai Kareen. Sampai sekarang, Mia selalu menganggap Kareen sebagai saingannya. Dia benar-benar tidak rela diputuskan Veron hanya karena cewek tomboydan cuek seperti Kareen.

Kareen benar-benar merasa terpojokkan dengan ucapan Mia barusan. Walaupun singkat, tetapi itu sudah membuat hati Kareen sakit. Tetapi yang lebih sakitnya lagi, Kareen takut kalau gossip itu sampai terdengar di telinga Veron. Kareen takut jikalau Mia akan menceritakan kabar miring itu ke Veron. Kareen benar-benar tidak mau ada masalah dengan Veron.

" Keluar yuk, Lu…!". Didorongnya kursi ke belakang. Kemudian Kareen beranjak pergi keluar kelas. Lulu pun mengikuti langkah Kareen.

" Eh, elo takut??! Dasar PENGECUT loe!!", sembur Mia dengan lantangnya. Ia kesal terhadap sikap Kareen yang cuek dan tidak mau peduli itu.

****

Siang hari, sepulang sekolah..

Diterik matahari yang menyengat itu, Kareen dengan setia menunggu mang Udin, sopirnya di pintu depan. Sesekali diliriknya ke arah luar. Mungkin mang Udin sudah sampai di sekolah Kareen.

Berselang menit kemudian, tiba-tiba sebuah honda jazz hitam datang dan berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Dibukanya kaca jendela mobil dan disambutnya ramah akan kedatangan Kareen.

" Hai honey..!", sambut abangnya, Bian dari dalam mobil. Bian adalah kakak kandung Kareen satu-satunya.

" Eh Bi.. tumben banget elo jemput gue. Ada angin apaan nih?", goda Kareen yang langsung masuk mobil dan duduk di depan, menemani abang kesayangannya itu.

" Emang nggak boleh ya??! Aduh jahat banget nih!!", sembur Bian dengan mencibir.

Kareen dibuat tertawa olehnya. Abangnya memang selalu begitu.. Dia usil sekali dengan adiknya yang agak jutek dan cuek itu. Tetapi keusilannya dikarenakan dia memang sangat menyayangi Kareen.

Dengan segera Kareen masuk dan duduk di samping kemudi. Ditancapnya gas mobil dengan sigap, Bian langsung mengarahkan mobil untuk keluar dari gerbang sekolah.

" Eh Kar, loe hari ini gak ada janji kan?", tanyanya sembari asyik menyetir mobilnya.

" Benernya ada sih.. Cuma.. kayaknya Kareen batalin aja deh! Abisnya Kareen takut kalo ntar Kareen jadi pergi rasanya kangen terus kepingin balikan..", ungkapnya merunduk.

" Pergi sama Veron?", tanya Bian mantap.Kareen menganggukkan kepala.

" Lho?! Kok elo jadi ragu gitu sih? Kan elo juga yang mutusin backstreet sama Veron. Terus kenapa elo masih ada janji jalan sih??", tanya Bian lagi sambil sesekali melirik ke arah Kareen.

" Abisnya… Gue gak bisa ngelupain dia Bi…Biar gimana pun, Veron udah jadi bagian dari hati gue.. hidup gue tanpa dia berasa kosong enggak berarti ", ungkapnya jujur sambil tersipu malu.

" Mmm… Kayaknya adik gue udah mulai belajar dewasa nih.. Jangan-jangan elo diam-diam minjem buku puisi gue ya??!", tebaknya menaruh curiga.

" Ng..gak kok… Kareen cuma baca dikit aja!!", belanya tak terima dengan tuduhan abangnya.

Di mata Kareen, kakak kandungnya itu sudah mulai banyak berubah. Yang dulunya manja dan tak terawat, sekarang sudah mulai berbeda. Sikapnya menjadi lebih dewasa dan penampilannya pun tak kalah ganteng dengan aktor ganteng Ari Wibowo. At least, keren banget deh! Mungkin itu semua berkat kak Cynthia, pacarnya. Bagaimana tidak?? Kak Cynthia adalah primadonna kampus. Jadi tidak salah apabila Bian harus merubah penampilan agar bisa bersanding dengan bunga kampus itu.

" Oooh… terus. Sekarang mau diterusin tuh pacarannya?? Gak mau cari cowok laen??", goda abangnya lagi dengan tertawa nyengir.

" Ih.. kok jahat banget sih!! Seneng ya kalo gue lagi broken gini??", tukas Kareen cemberut.

" Iya.. iya deh.. Sorry.. Lagian kenapa elo harus takut kalo pergi berdua sama dia? Kalo dia punya kesempatan jalan sama cewek lain, gimana??", ujarnya menebak.

" Iya juga sih.. Tapi gak tau ah! Kareen bingung harus berbuat apa. Tapi untuk sementara ini kita backstreet dulu aja. Biar sama-sama saling intropeksi diri.. Toh, gue juga masih bisa kontakan sama dia lewat telepon atau sms..", jawabnya mantap.

Dan kakaknya pun menganggukkan pernyataan Kareen.

Tak terasa mereka telah sampai di sebuah Mal. Diparkirnya honda jazz itu di tempat kosong, kemudian dimatikannya gas mobil. Bian langsung bergegas keluar dari mobil. Ditinggalkannya Kareen yang masih di dalam mobil.

" Bi, ngapain ke Mal? Gak pulang ke rumah aja?", tanya Kareen terheran. Ia masih enggan keluar dari mobil.

" Lho, kok elo gak turun sih??! Cepet turun!! Gak mau gue traktir makan?", ajaknya dengan memberi isyarat pada Kareen.

" Iya.. iya mau..!", ucapnya tanpa pikir panjang. Dibukanya pintu mobil dan diikutinya Bian yang lebih dahulu bergegas pergi.

Setelah masuk ke dalam, Bian melihat outlet-outlet sekitar. Sepertinya dia sedang mencari sebuah outlet yang sudah lama ia incar.

" Bi, benernya tujuan elo ngajak gue kesini bukan hanya untuk ntraktir makan kan?", tanya Kareen yang sudah menaruh curiga pada abangnya. Ditariknya lengan baju Bian, dan sesekali mencibirkan bibir mungilnya.

" Hehehe.. iya sih. Benernya gue mau minta loe untuk ngebantu gue milihin kado yang spesial buat Cynthia. Ntar lagi dia kan mau ultah. Jadi gue pengen banget kasih surprise di hari istimewanya itu", terangnya jujur dengan wajah tak berdosa akan kesalahannya membohongi Kareen.

" Tapi… Gue kan gak tau kesukaan pacar loe. Jadi mana bisa milihin? Lagian belum tentu selera kak Cynthia itu sama kayak gue…", jelas Kareen yang sudah mulai menampakkan rasa malasnya.

" Aduh jangan gitu donk Kar.. Kan gue ngajakin elo jalan buat ngebantuin gue, bukan untuk buat gue jadi sedih dan pesimis gini…", ujar abangnya memelas.

" Iya, iya deh.. Gue bantuin. Tapi jangan salahin gue ya kalo pilihan gue gak cocok sama pilihan kak Cynthia..", jawabnya dengan nada pasrah, apalagi Kareen juga tidak tega melihat wajah abangnya yang sedih itu.

Selama Bian dan Kareen berputar-putar untuk mencari kado, secara tidak sengaja, Kareen melihat sesosok wajah yang pernah ia kenali. Dia memakai hem putih bergaris dan memakai celana jins yang dibuat hypster. Badannya tinggi tegap dan berkaca hitam. Kareen tak begitu jelas mengamatinya. Tapi sepertinya ia kenal cowok itu.

" Veron??", ucap Kareen sesaat.Tapi dia terlihat tidak sendiri. Ia terlihat sedang berjalan dengan seorang cewek.

"Siapa sih cewek itu..", gumamnya dengan rasa penasaran. Kareen mencoba terus memandangi dan menguntit mereka. Tapi sayang, mereka dengan cepat berlalu memasuki sebuah outlet yang jauh dari tempat Kareen berada. Jadi, Kareen tidak bisa melihat secara jelas siapa perempuan yang bersama kekasihnya itu.

" Kar, kayaknya kalung itu bagus deh buat Cynthia….", tunjuk Bian kearah sebuah toko Berlian yang terletak di pojok factory outlet Mal itu.

Belum puas Kareen menguntit mereka, Bian langsung menggeret Kareen untuk masuk ke toko itu. Kareen yang sedari tadi masih serius ingin melihat perempuan itu, tiba-tiba jadi hilang konsentrasinya karena tangan Kareen langsung ditarik cepat untuk masuk ke toko perhiasan. Bian sepertinya tak sabar melihat-lihat perhiasan mewah yang dipajang di outlet itu.

" Mbak, yang ini harganya berapa ya?", tanya Bian sambil menunjuk ke arah kalung emas yang bergambar mata hati.

" Iya sebentar saya lihat dulu..". Selagi salesgirl itu melihat daftar harga, Bian mencoba melihat-lihat kalung emas lainnya.

" Ini bagus gak Kar?", tanyanya pada Kareen.Kareen yang mendengar pertanyaan abangnya, tersentak membuyarkan lamunannya.

" Mmm.. I..iya ba..gus kok kak.." jawab Kareen dengan nada terputus. " Pasti deh, kak Cynthia bangga banget punya pacar kayak loe.."

Bian mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia terlihat senyum-senyum sendiri.

" Tapi… Wajah loe kok kayaknya pucat pasi gitu sih? Sakit??", tanya Bian terheran.

" Ah enggak kok…", jawab Kareen singkat sambil tertunduk.

" Maaf mas, harganya segini…". Salesgirl itu memperlihatkan daftar harganya pada Bian dan ia pun menangguk setuju, " Ok mbak, saya beli yang itu!"

Dan akhirnya, Bian pun jadi untuk membeli kalung yang telah dipilihnya.

Dielusnya kepala Kareen, kemudian dengan segera ia mengajak Kareen beranjak pergi ke restoran untuk memesan makanan. "Mungkin saja Kareen lapar…", pikir Bian dalam hati. Bian memang terlihat sayang sekali dengan adik semata wayangnya itu. Ia takut sekali apabila adiknya sakit atau merasa tidak enak badan.

Setelah lama berputar-putar di sekitar outlet, akhirnya Bian jadi juga mengajak Kareen untuk makan di resto pizza hut. Dipanggilnya waiter untuk memesan satu pan pizza kesukaan Kareen dan milkshake coklat minuman favorit Kareeen semenjak duduk di bangku SD.

Ditariknya sebuah kursi untuk Kareen dan Kareen-pun disuruh duduk menempati kursi itu.

" Elo ngapain sih beliin kalung segala? Gak ada barang laen apa yang lebih murah dikit? Kan uang loe udah habis satu…". Belum selesai Kareen melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba mulutnya ditutup oleh tangan besar abangnya.

" Sssttt… gak boleh gitu Kar… Gue emang sengaja kok beliin dia kado kecil itu, supaya dia selalu bisa memakainya dan tetep inget sama gue. Lagian selama 2 tahun kita pacaran, gue belum bisa ngasih kado yang spesial yang Cynthia inginkan. Makanya gue nabung… At least, gue bisa deh ngumpulin duit segitu banyaknya", ceritanya bangga.

" Ooohh… Abang gue ternyata hebat juga ya.. Demi yayang sang pujaan hati, elo bisa juga ngumpulin duit segitu banyaknya…", ucap Kareen dengan sesekali menganggukkan kepalanya.

" Makanya loe jangan terlalu cuek sama orang laen donk! Apalagi sama pacar loe.. Sekali waktu, loe harus bisa beri dia perhatian, supaya dia juga tambah sayang sama loe..", tuturnya memberi nasehat. Kareen hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia terlihat malu, karena selama ini ia belum bisa memberi something spesial untuk Veron. Terakhir kali, Kareen memberi kado disaat Veron berulang tahun. Itupun hanya sebuah topi dan secarik kartu ucapan.

" Kar, tungguin disini bentar ya! Gue mau mampir ke toko kaset dulu. Ada kasetnya Mariah Carey yang baru nih…!", pintanya dengan manja.

" Emang penampilan gak bisa merubah sifat ya?!", gumam Kareen dalam hati. Kareen menganggukkan kepala pertanda mengiyakan keinginan abang kesayanganya.

Bian memang sedikit aneh. Penampilan sudah dewasa seperti itu, masih tetap saja ada sifat ABGnya. Dari kecil, ia memang sudah ngefans sama penyanyi bertubuh seksi itu. Mungkin karena Mariah Carey seksi, ia jadi pengen punya cewek seksi dan cantik kali ya??! Tapi beruntun, apa yang Bian inginkan sudah jadi kenyataan.

Tak lama Kareen menunggu, ia dikagetkan dengan tepukan tangan seseorang dari belakang. Ditolehkannya kepala, kemudian dilihatnya siapa orang itu.

" Veron??! Kok elo bisa disini?? Sama siapa?", tanya Kareen yang kaget tak percaya dengan kehadiran Veron.

" Gue jalan sama nyokap. Kebetulan dia lagi belanja. Makanya gue tinggal aja…", ujarnya dengan senyum.

" Oooh… Kirain siapa..", desah Kareen saat ia sadar perempuan yang tadi dilihatnya ternyata adalah mamanya. Tapi, apa benar itu mama Veron??! Dengan senyum manis dan tutur kata yang halus,Veron memang tidak bisa membuat Kareen cepat marah. Ia selalu bisa meredam kemarahan Kareen hanya dengan sebuah senyum dan rasa perhatian yang besar pada Kareen. Makanya Kareen bener-bener tidak rela untuk putus dengan Veron begitu saja.

" Elo kesini sama siapa??", tanya Veron lagi sambil melihat ke sekelilingnya.

" Gue kesini diajak abang gue. Kebetulan dia minta tolong sama gue untuk mbantuin dia milih kado yang spesial buat ceweknya..", jelas Kareen panjang lebar. "Elo tau gossip di sekolah tentang gue?? Loe marah sama gue?!", tanya Kareen yang masih ragu mengatakannya.

Veron hanya bisa tersenyum simpul. " Gue udah denger dari Mia. Tapi gue gak peduli tuh.. Gue tetep enjoy kok! Males mikir gossip yang gak jelas kayak gituan".

Yup, Kareen teramat sangat senang mendengarnya. Ia benar-benar kagum sekali dengan sesosok Veron yang amat menyayanginya." Thanks ya…", ucap Kareen dengan tersipu. " Gue nggak rugi pacaran sama loe.. Walaupun kita jarang banget ketemunya..", lanjutnya dengan senyum.

Veron pun membalas dengan senyum dan mengelus kepala Kareen.