Sesampainya di tempat Kevin duduk menunggu Elanor dengan dada berbunga-bunga. Rasanya tak sabar sekali. Tapi janji mereka masih sekitar lima belas menit lagi. Kevin harus bersabar sedikit lagi.
Hingga tanpa terasa satu jam sudah berlalu. Kevin berkali-kali menghubungi Elanor tetapi tak pernah dijawab. Ia jadi cemas kalau-kalau terjadi sesuatu pada gadisnya.
Lalu tiba-tiba ponsel Kevin berdering. Cepat-cepat Kevin menjawabnya "halo, sayang, kenapa terlambat, apa terjadi sesuatu, aku akan jemput ya?"
"Tidak, Kevin," jawab Elanor dengan suara bergetar.
Kevin mengepalkan salah satu tangannya. Perasannya tiba-tiba tidak enak.
"Mungkin ini adalah akhir dari kisah kita," kata Elanor.
"Apa maksudmu?" Kevin mendelik.
"Sekarang aku ada di bandara, sebentar lagi aku akan pindah ke Paris bersama papa dan mamaku dan mungkin saja aku tidak akan kembali," Elanor terdengar menahan tangis di seberang sana.
"Kenapa kau tidak mengatakan ini sejak awal?"