Maya berdiri di depan cermin. Ia tengah menatap nyalang bayangan dirinya yang menggunakan gaun pengantin. Hari yang seharusnya menjadi sangat membahagiakan ini justru menjadi hari yang mendatangkan kegelisahan bagi Maya. Kegelisahan itu semakin kentara di matanya ketika Roland muncul di balik punggungnya.
Pria dengan wajah aristokrat ala dewa-dewa dalam Mitologi Yunani itu menatapnya dengan iris berkabut. Walau bibirnya tampak tersenyum manis kepadanya di mata Maya senyuman itu lebih seperti seringai jahat dari iblis paling kejam yang pernah ia ketahui.
Jantung Maya berdegup begitu kencang tatkala jemari Roland menyentuh bahunya. Benda itu seperti akan terlepas dari tempatnya dan menggelinding ke lantai. Maya tak berani membalikkan badannya dan menatap langsung pemilik wajah tampan yang kini adalah suaminya itu. Menatap bayangannya di cermin saja sudah membuatnya ngeri.
"Ada apa denganmu, Maya?" Roland bertanya dengan dahi berkerut.
