Pelosok negeri sebelah Selatan di Benua . Terdapat sebuah desa. Penduduk yang hidup disini mengandalkan pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian. Desa ini terkenal dengan produksi padi yang bagus oleh karena itu desa ini diberi nama desa Sativa.
"uaaah aku kenyang sekali" seorang anak remaja berbadan gendut menepuk perutnya menandakan sudah banyak makanan yang mengisi perutnya.
"hei kenapa kau makan makananku juga" kesal anak laki-laki berbadan kecil
"ah maaf aku kayaknya masak nya terlalu sedikit" kata gadis cewe sambil tertawa
"salah sendiri kenapa kau makannya lama Ryan " kata Lucas
"apa?! Kau saja yang makan terlalu banyak. seperti ada lubang hitam di dalam mulutmu itu" kata Ryan kesal sambil berdiri
"sudah sudah lain kali aku akan masak yang banyak kalian jangan kelahi lagi" kata Nina
"ah aku masih kesal"
Ryan kembali duduk
"ngomong-ngomong hari ini terasa damai ya. langit cerah angin berhembus santai. aku ingin merasakan ini untuk waktu yg lama"
Nina melihat ke atas langit
"hei Nina apa kau punya cita-cita?"
Ryan bertanya kepada Nina. Wajah nina yang terlihat indah dengan hembusan angin mengenai rambut panjangnya membuat Ian terpesona.
"aku? Hmm.. Iya aku punya. aku ingin jadi juru masak, dan membuat masakan yang bisa dinikmati semua orang. aku ingin masakanku membuat orang disekitarku bahagia terutama keluargaku.."
"Eh maaf Lucas aku tidak bermaksud"
Nina melihat kearah Lucas dengan wajah khawatir
"Tidak apa Nina aku tidak masalah" kata Lucas yang masih tiduran diatas rumput
"kalau aku ingin jadi kesatria kerajaan. Menjadi pengawal raja dan memberantas kejahatan" kata Ryan sambil semangatnya.
"bagaimana mungkin kau jadi ksatria. Sedangkan tersandung batu saja kau menangis Ryan" kata Lucas mengejeknya sambil membalikkan badan ke kiri
"apaan kau Lucas. Liat saja kalau aku jadi kesatria kau bakal terpesona dengan ku hahaha" kata Ryan dengan senangnya.
"maaf aku masih suka wanita" kata Lucas
"Dasar kau Lucas. Sini aku kempeskan perutmu!!" Ryan kesal
"hei sudah sudah jangan kelahi lagi" kata Nina melerai
**
"hari sudah sore aku harus pulang. aku harus bantu ibuku menyiapkan makan malam" kata Nina
"ah benar kita sebaiknya balik." Ryan ikut berkata
"Lucas kami pulang dulu ya. Kau ingin ikut ke rumahku? Tanya Nina
"tidak usah aku disini saja" kata Lucas
"kami pergi dulu ya. Lain kali aku akan kesini lagi" kata Nina
"o..oh oke Nina. Terima kasih makanannya" kata Lucas sambil tersenyum
"hehe sama sama Lucas. daaah" Nina pergi sambil melambaikan tangannya
Lucas membalas lambaian tangannya. Mereka semakin menjauh dan akhirnya tidak terlihat lagi.
"haaah.. Keluarga ya. Seperti apa ya rasanya punya keluarga" kata Lucas sambil memeluk kakinya sendiri.
.
.
.
Malam hari di desa Sativa. Warga masih telihat melakukan aktifitas. Lucas berjalan didaerah pasar desa. Mencari makan untuk makan malam.
"Ah perutku sudah keroncongan. Padahal tadi aku makan banyak. tapi kenapa aku masih lapar. Uang yang ku punya hanya 5 koin perak. Ini mungkin hanya bisa membeli roti sebatang saja."
Warung Cania. Warung satu satunya di desa ini. Biasanya ini tempat warga berkumpul dan juga para pengembara yang melewati tempat ini. Warung Cania juga memiliki penginapan sehingga wajar para pengembara pasti bermalam disini.
Rangga masuk ke warung tersebut.
"oh hai Lucas. Kau datang tepat waktu. aku baru selesai membuat sup kelinci biru. Kau mau mencobanya?"
"ti..tidak usah aku hanya akan membeli roti saja."
"apa? Tumben sekali kau hanya membeli roti?"
"tidak apa hehe"
"kau ingin beli berapa roti?"
"e..eeh sepertinya cukup satu saja"
Cania melihat 5 koin perak yang diberikan oleh Lucas. Cania tersenyum, dia membawa beberapa roti dari dapur dan memberikannya ke Lucas.
"ini ini kebanyakan. Duitku tidak banyak"
"sudah bawa saja. Anggap saja itu beli satu gratis tiga ahaha"
"ta..tapi"
"sudah bawa saja hehe"
Cania tersenyum. Lucas merasa tidak enak. Tapi Lucas bersyukur.
Lucas berterimakasih dan kembali keluar. Saat Lucas berjalan menuju pintu keluar. Semua mata tertuju padanya. Sedikit terdengar banyak yang mengolok dirinya.
" hei lihat siapa dia? Apakah itu Orc? Hahaha"
"jangan bodoh mana ada orc disekitar sini. hahahaha"
"haha kau benar. Jadi apa dia?"
Lucas terus berjalan menuju pintu. Lucas menganggap olokan mereka sebagai angin lalu.
Lucas keluar dari warung.
Malam ini terlihat gelap. Apa akan hujan? Lucas harus cepat pulang.
Ditengah jalan seseorang menabraknya, rotinya jatuh semua dan beberapa orang selanjutnya menginjak roti Lucas dengan sengaja.
Mereka sekitar 5 orang dengan jubah dan tudung hitam.
Lucas tidak terima rotinya di injak oleh mereka dan Lucas memanggil mereka.
"hei berhenti. Apa yang kalian lakukan pada rotiku. Kalian harus ganti rugi"
"hmm? Siapa dia?"
"tidak tahu. Apa dia Orc? Badannya seperti Babi hahaha"
Mereka berbalik badan dan mereka mengintimidasi Lucas. Lucas merasakan tekanan yang kuat. Apa apaan kekuatan ini. Lucas seperti akan pingsan karna tekanan aura mereka.
"hei Orc apa mau mu?"
" kalian harus ganti rugi rotiku yang telah kalian injak"
"Apa? roti? Astaga ku kira apa? Hahaha. Hei Orc itu hanya roti. Untuk apa kau kesal hanya karna roti ha? Lihat badanmu sudah sebesar ini. Untuk apa kau makan lagi? Owh benar juga kalau orc itu rakus/ Hahaha"
Mereka mengolok-olok Lucas.
Lucas tidak kesal karna sudah terbiasa.
Tapi Lucas marah karna mereka menganggap rendah makanan. Lucas tidak terima ini.
Lucas memberanikan diri dan mulai berlari kearah salah satu dari mereka. Lucas melayangkan tinjunya...