Ibu ku adalah seorang wanita karier yang berpindah-pindah Negara untuk menjalankan tugas nya.
Dan terpaksa kami harus meninggalkan Negeri Sakura yang aku cintai.
"Apakah ibu jadi untuk di pindah tugaskan ke korea?" tanya Baekhyun
"Iya sayang lebih tepat nya kita akan ke Seoul, Kota di mana kamu lahir delapan belas tahun yang lalu". jawab Lay
"Tapi bu aku sudah sangat merasa nyaman di Negeri ini. Aku suka bunga sakura yang berguguran, aku suka salju dan aku sudah mempunyai banyak teman", rengek Baek sambil memeluk Lay.
"Tenang sayang di sana kamu pasti akan mempunyai banyak teman, di Korea juga ada salju. Sudah sana kamu tidur, besok pagi-pagi sekali kita akan berangkat." Ucap Lay sambil mencium kening Baek.
Baekhyun pun segera beranjak dari kamar Lay untuk segera tidur, Lay pun mulai memasukan semua baju mereka ke dalam koper.
Setelah selesai Lay pergi ke kamar Baekhyun untuk melihat apakah anak nya sudah tidur atau belum.
Dalam hati Lay, seandainya Suho tidak memilih perempuan itu mungkin saat ini dia akan berkumpul dengan kami.
Air mata Lay pun terjatuh dari pipi nya dan menetes di kening Baekhyun, sehingga membuat sang anak terbangun.
"Ibu, menangis?", ucap baek dengan raut wajah bingung.
"Sayang kamu belum tidur?". Tanya Lay.
"Aku belum bisa tidur. Kemarilah bu, tidur bersama ku," rengek baek.
Lay pun bergabung tidur bersama Baekhyun.
Pagi telah tiba, dan kini Lay sedang menyiapkan sarapan untuk mereka makan.
Baekhyun pun terbangun karena mencium aroma masakan ibu nya.
"Wah... ibu masak apa, aroma nya tercium sampai ke kamar ku". Tanya Baekhyun.
"Anak kesayangan ku sudah bangun?, Ibu membuat ceker mercon kesukaan mu nak. Sana mandi dulu nanti kita sarapan bersama", perintah Lay sambil memeluk dan mencium Baekhyun.
"Ibu! berhentilah mencium ku, aku sudah besar".Ucap Baek dengan sedikit kesal.
Lay pun hanya tertawa melihat tingkah lucu putra nya itu.
"Baek apa kamu sudah siap sayang?". Tanya Lay.
"Sudah bu". Jawab Lay.
"Ayo nak waktu kita sudah mepet", ucap Lay sembaring memasukkan koper kedalam taxi yang sudah di pesan nya.
Di perjalanan Baekhyun hanya memasang wajah bersedih.
Lay yang melihat nya langsung memeluk Baekhyun dengan erat.
"Jangan bersedih sayang nanti ibu juga ikut bersedih, ibu akan menyekolahkan mu di sekolah ternama di Seoul". Ucap Lay.
Baekhyun hanya terdiam, tidak ada satu kata pun yang terlontar dari bibir mungil nya.
Sesampai nya di bandara Osaka-Jepang, Baekhyun masih terdiam dan terlihat dari paras nya jika ia sangat mencintai Negeri Sakura.
"Sayang, apakah kamu akan terus mendiami ibu? sekarang kita sudah di pesawat dan kamu masih mendiami ibu mu yang cantik ini?". Tanya Lay.
"Aku ngantuk dan aku mau tidur jadi jangan ganggu aku!" ucap Baek dengan nada sedikit tinggi.
Lay hanya menarik nafas mendengar perkataan dari anak nya yang sedang merajuk.
Selama di perjalanan, Lay terus merenung dan memikirkan Suho.
Lay bertanya dalam hati nya apakah ia akan bertemu dengan Suho di Seoul nanti?.
Lamunan Lay membuat nya mengantuk dan tertidur pulas.
Tak terasa mereka sudah sampai di bandara Seoul, Korea Selatan.
Lay membangunkan Baekhyun yang masih tertidur pulas.
"Baekhyun, bangun nak kita sudah sampai," ujar Lay yang terus mengelus pundak baek.
"Hmm..." lalu mereka pun turun dari pesawat dan keluar dari bandara.
"Baekhyun, tunggu di sini dulu yah. Ibu ingin mencari taksi." Ucap Lay.
"Baik bu," jawab Baekhyun.
Di saat Baekhyun sedang menunggu ibu nya, ia melihat seorang anak laki-laki yang menangis.
"Dik, kenapa kamu menangis?" tanya Baekhyun kepada anak lelaki itu.
"Aku kehilangan Appa dan Eomma ku," jawab anak lelaki itu.
Dari kejauhan sepasang suami istri berlari menghampiri anak lelaki tersebut.
"Appa, eomma dari mana kalian?" tanya anak lelaki itu dengan isakan.
"Appa dan eomma sedang ke toilet. Kenapa kau ada di sini? kami sudah menyuruh mu untuk menunggu kami."
"Tadi aku melihat seekor kucing eomma," ucap sang anak.
"Hyung, gomawo sudah menemani ku tadi."
Baekhyun hanya tersenyum membalas ucapan dari anak lelaki itu.
Lay memanggil Baekhyun, tetapi sang anak tidak mendengar panggilan nya.
Lay pun mendekati Baekhyun dan menepuk punggung sang anak hingga membuat nya terkejut.
"Nak, kau sedang apa di sini. Ayo taksi nya sudah menunggu."
Mereka pun masuk ke dalam taksi tersebut.
Selama di perjalanan Baekhyun masih terdiam mengingat kejadian di bandara.
"Baek, kenapa kamu melamun dari tadi?"
"Emm... tadi Baekhyun melihat seor-"
"... maksud ku seekor anak kucing yang sedang melahirkan."
"Nak, tidak ada anak kucing yang melahirkan," ucap Lay yang tertawa dan mencubit sang anak karena gemas.
Taksi pun berhenti di sebuah rumah yang megah, lalu mereka pun keluar dari taksi dan menurunkan barang dari bagasi.
Baekhyun terkejut karena rumah baru mereka sangat megah seperti istana dalam dongeng.
"Bu, apakah tidak salah dengan alamat nya? rumah ini sangat besar untuk kita tinggali."
"Tidak sayang, ini benar rumah yang akan kita tempati."
"Apakah kita tidak akan pernah kembali lagi ke Osaka bu?"
Lay hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepala nya tanda bahwa mereka tidak akan pernah kembali ke Osaka.
"Bu, aku ingin melihat kamar ku terlebih dulu."
"Apa kamu sudah tau kamar mu yang mana? Ibu belum memberi tahu kamar mu."
"Tidak, tapi aku mau kamar itu," jawab Baekhyun sambil menunjuk salah satu kamar yang berada di lantai atas.
"Ya sudah, jangan lupa untuk merapihkan barang-barang mu."
Baekhyun pun tersenyum membalas ucapan sang ibu lalu dia naik ke lantai atas memasuki kamar nya.
Baekhyun sangat senang melihat kamar nya yang sangat besar dan begitu banyak mainan seperti yang dia harapkan selama ini.
Ketika Lay dan Baekhyun sedang sibuk menyusun barang-barang mereka terdengar suara ketukan dari arah pintu depan.
Tok, Tok, Tok
Lay pun segera membuka pintu rumah mereka.
"Annyeong haseyo ajumma, saya Park Chanyeol tetangga sebrang rumah ajumma."
"Oh ya, eomma memasak makanan dan menyuruh ku untuk membagikan nya kepada tetangga baru."
"Eomma mu tahu jika kami baru pindah?"
"Iya, eomma ku melihat ketika kalian sedang membawa barang-barang ke dalam."
"Kalau begitu masuklah dulu ke dalam ajumma akan membuatkan minuman untuk mu."
"Tidak usah, takut merepotkan".
"Aku tidak merasa di repotkan."
Lalu Chanyeol masuk ke dalam rumah dan duduk menunggu Lay yang sedang membuatkan minuman.
Baekhyun pun turun dari atas kamar untuk mengambil minum karena merasa haus.
Ketika Baekhyun sedang mengambil minum ia melihat seorang pria dan bertanya kepada ibu nya.
"Ibu, siapa pria itu?"
"Dia tetangga kita, rumah nya ada di sebrang".
"Sana kamu temani dia".
Lalu Baekhyun menemui pria itu dan berkenalan.
Chanyeol yang melihat Baekhyun lalu berdiri dan mengajak nya berkenalan terlebih dulu.
"Annyeong haseyo, aku Chanyeol panggil saja Ceye, rumah ku di depan rumah mu".
"Hmm, Baekhyun"
Chanyeol, Chanyeol terdengar suara perempuan yang memanggil nya.
"Ajumma seperti nya eomma memanggil ku."
"Kalau begitu bawalah minuman ini"
"Ini minuman turun temurun dari keluarga ku."
"Kamsahamida ajumma, aku permisi dulu."
Setelah kepergian Chanyeol, Baekhyun menunjuk sesuatu di atas meja.
"Apa itu bu?"
"Entah lah ibu belum melihat nya"
"Ahh... ini sop ayam bu, seperti nya enak."
"Tahu saja tetangga depan kalau ibu belum masak."
Mereka pun menyantap makanan yang di bawakan oleh Chanyeol.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore
"Bu. aku lelah sekali."
"Ya sudah istirahat dulu sayang, setelah itu kamu jangan lupa mandi."
"Ibu hanya punya waktu dua hari untuk mengurus dan menemani mu."
Baekhyun sangat merasa bahagia karena mempunyai waktu dua hari bersama ibu yang di cintai nya.
Lalu ia pun memeluk ibu nya dengan rasa sayang dan lay membalas pelukan hangat dari sang anak.
Bersambung.....