Shita meronta, menarik-narik tangan Kalin
agar tersingkir dari mulutnya.
"Lo diem jangan berisik!" seru Kalin
berbisik.
Shita mengangguk, seperkian detiknya
Kalin menjauhkan tangannya.
"Lo denger suara yang nangis gak?" bisik
Kalin kembali.
Mereka diam guna menangkap suara isak
tangisnya agar lebih jelas.
"Gue jadi merinding Kal," ucap Shita
setelah mengangguk cepat. "Kabur aja ayo,
seberani-beraninya gue juga takut kalo
ada makhluk astral," lanjutnya dengan
pandangan ragu.
Kalin menggeram, menyentil dahi Shita
sekilas. "Itu bukan setan, itu suara Kayla
bego."
Shita kembali diam. "LAH IYA!" Refleks
Shita berteriak saat menyadari itu suara
Kayla.
"Siapa kalian?!" Teriakan itu berasal dari
brankar paling ujung, yang tertutupi rapat
oleh tirai. Kalin menepuk dahinya, jika
tidak dirinya maka Shita yang ceroboh.
"Kita. Shita sama Kalin," jawab Kalin
sementara Shita sudah menghampiri lebih
dulu.
"Lo nangis?" tanya Shita dengan bodohnya.