"Kalimat macam apa yang bisa saya katakan kepada seorang pemerkosa seperti kamu?" lirih Tera.
Ucapan itu dikatakan dengan suara rendah dan tenang, namun berhasil menimbulkan riak yang sangat besar dan mengancam keselamatan banyak orang. Bahkan Tera menemukan sekelibat emosi yang muncul di mata pria itu.
"Tera, kalimatmu sangat menyakiti saya…"
"Lalu bagaimana denganku yang mendapat perlakuan seperti itu. bukankah kamu yang lebih dulu menyakiti aku?"
"Andai pagi tadi kamu tidak memicu pertengkaran, tuduhan-tuduhan omong kosong dan bahkan menyepelekan hak-hak suami kamu hanya untuk membuat aturan kondom di antara kita!" cercah Sebastian.
"Apakah semua itu layak dijadikan latar belakang pemerkosaan yang kamu lakukan?"
Salah satu tangan Sebastian terlepas dari tubuh Tera, lalu mengepal erat untuk memukul dada yang berdenyut kencang setiap kali bibir Tera berucap tentang pemerkosaan yang dialaminya.
