Ketika saya melihat postinganmu di berbagai sosial media, terkadang saya berusaha menebak seperti apa dirimu yang sebenarnya. Kamu yang terlihat bagitu cinta pada segala entitas makhluk di bumi ini. Interaksimu dengan mereka begitu menunjukkan bahwa kamu adalah seorang yang penyayang, cerdas, dan begitu mencintai seni. Ketika saya melihatmu dari layar, saya sadar tak akan bisa mendeskripsikan kamu secara tepat. Karena saya pun masih tak mengerti akan kamu. Kamu dan segala kerumitanmu yang menarik.

Saya kadang membayangkan rasanya ketika kita bisa berjumpa. Kita bisa duduk bersama ditemani secangkir kopi dan ngobrol santai tentang Piccaso hingga kita kelelahan. Kemudian, kita bisa bersepeda di penghujung senja sambil menikmati angin sore. Namun lirik dari lagu yang sedang saya dengarkan ini seperti menampar saya. You are too good to be true. Kamu terlalu indah untuk jadi nyata bagi saya.

Kamu begitu sulit untuk saya gapai. Kita terlalu berbeda dan perbedaan ini tampak begitu nyata. Saya bingung, resah, dan sakit. Jika memang kamu tidak bisa tergapai, kenapa Tuhan menumbuhkan rasa cinta di hati saya untukmu?