Chereads / Bestfriend With Too Much Benefits / Chapter 13 - Chapter 13 : Agreement

Chapter 13 - Chapter 13 : Agreement

Jeffrey melangkahkan kaki memasuki kamarnya kembali dari ruang kerja di bagian kiri kamar untuk mengambil laptopnya. Jeffrey tidak mengenakan pakaian bagian atasnya, menampilkan dada bidangnya ia duduk di atas ranjang berselimut putih, dimana Zoey menunggunya di sana.

Jika bertanya kemana kaos Jeffrey maka saat ini Zoey sedang mengenakannya. Kaos berukuran besar milik Jeffrey membuat Zoey nyaman hingga ia sering memakainya. Zoey merasa seperti ada seseorang yang memeluknya terlebih aroma menenangkan Jeffrey masih melekat di kaos tersebut.

"Jika ingin serius maka kita harus membuat perjanjian di atas kertas untuk kontrak menikah kita" ucap Jeffrey mulai membuka laptopnya.

"Apa saja isinya?" Zoey merangkak untuk duduk tepat berhadapan dengan Jeffrey.

"Berapa waktu yang lo mau buat kontrak nikah? Satu tahun kelamaan atau enggak?" Jeffrey mengangkat kepalanya menatap Zoey. "Hmmm, 6 bulan aja. Nanti kalau gue jatuh cinta sama Daniel terus mau nikah sama dia gimana? Satu tahun kelamaan Jeff" ucap Zoey.

"Okay, 6 bulan ya." Jeffrey pun mulai menggerakan jarinya untuk mengetik barisan pertama.

"Kita masih bisa pacaran sama yang lain kan? Gue masih bisa kerja kan?"

"Ya iya itu kan dari awal udah gue omongin, tenang aja kita juga bebas berhubungan intim dengan siapapun"

Plak

Satu pukulan di lengan Jeffrey dapatkan dari Zoey. "Itu mah mau lo, gue aja gak pernah sama yang lain"

"Serius lo? Jadi, lo sama gue doang?"

"Ya"

"Lo gak jatuh cinta sama gue beneran kan?"

Plak

Lagi, pukulan di lengan Jeffrey dapatkan dari Zoey. Helaan napas keluar begitu saja dari mulu Zoey. Pertanyaan konyol apa seperti itu? Tentu saja Zoey tidak perlu menjawabnya.

"Itu harus ada juga di perjanjian, gak boleh jatuh cinta" ucap Zoey.

"Harus ditulis? Emang gak bakalan juga kan kita jatuh cinta, liat aja udah bertahun-tahun kita gak pernah ada rasa" balas Jeffrey.

"Beda, nanti kita lebih sering ketemu, kita akan lebih paham satu sama lain, belum lagi berbagai keadaan bisa buat kita makin dekat. Wait, ini gue nikah sama lo berarti gue tinggal sama lo kan?"

"Oh iya, itu harus ada di perjanjian, kita tinggal terpisah" perkataan Jeffrey barusan membuat Zoey bingung bagaimana membalasnya. Kalau seperti itu tidak perlu ada status pernikahan saja, nanti bagaimana mau pura-pura di depan orang lain.

Jeffrey tertawa melihat ekspresi Zoey yang ia anggap sangat lucu saat ini. Sejak dulu memang Zoey terlalu polos, Jeffrey lah yang membuat Zoey berubah.

"Ya enggak, gue bercanda" ucap Jeffrey mendapat tatapan kesal dari Zoey. "Berarti nanti gue pindah ke sini dong ya?" Zoey melanjutkan percakapan.

"Bukan di sini, nanti gue kasih tau di mana kita tinggal" Zoey hanya menganggukan kepalanya paham.

"Ada lagi selain tiga hal tadi?" Jeffrey bertanya.

"Ada, selama perjanjian kontrak nikah kita, gue gak boleh hamil" ucap Zoey. Jeffrey terdiam sejenak sebelum berkata, "Itu.. kita gak bisa mengaturnya"

"Bisa, selama ini kita bisa. Lo bilang sendiri kalau pernikahan ini akan sama seperti kita sekarang, tidak ada yang berubah kecuali status"

Jeffrey hanya pasrah mengetik apa yang dikatakan okeh Zoey. "Gue mau tanya, kalau misal lo hamil gimana? Lo juga udah terlanjur bohong sama orang tua gue…"

"Benar juga, ya berarti kalo gue hamil gak ada yang bisa dilakuin selain menerima kehamilan kan? Masa iya kita mau membunuh anak"

"Tapi, kontrak kita cuma 6 bulan"

"Jeff, lo buat gue pusing sama yang belum terjadi"

"Gue antisipasi, Aretta"

"Iya paham, itu urusan nanti. Ah yaudah gak usah ditulis yang hamil" ucap Zoey dan Jeffrey menurutinya untuk mengetik ulang isi dari kontrak mereka.

"Tunggu gue print dulu buat kita tanda tangan" ucap Jeffrey beranjak dari kasur menuju ruang kerjanya. Menunggu beberapa menit tidak lama kemudian Jeffrey keluar ruangan dengan dua kertas dan juga bulpoin di tangannya. Jeffrey kembali duduk berhadapan dengan Zoey di atas kasur.

"Di baca dulu isinya" ucap Jeffrey memberikan satu pada Zoey. Dengan seksama Zoey membaca apa yang sudah mereka bicarakan tadi. Mungkin saja ada yang tidak disetujui atau Zoey mengubah pikirannya untuk menyetujui kontrak nikah mereka.

Surat Perjanjian Kontrak Nikah

Dengan dibuatnya surat dibawah ini, maka kedua pihak yang bersangkutan akan mematuhi dan menyetujui setiap isi kontrak sebagai berikut :

1. Pihak kesatu dan Pihak kedua akan berada dalam masa kontrak nikah selama 6 bulan lamanya.

2. Selama masa pernikahan Pihak kesatu dan Pihak kedua akan menjalankan kehidupan seperti biasanya (Tidak ikut campuri atau melewati batasan dalam urusan pribadi)

3. Baik Pihak kesatu maupun Pihak kedua berhak untuk berhubungan dengan pasangan masing-masing.

4. Pihak kesatu dan Pihak kedua harus menjaga hubungan suami-istri di depan keluarga, teman, dan media.

5. Setiap salah satu pihak melanggar salah satu isi kontrak akan dikenakan denda 100.000.000.

6. Pihak yang melanggar kontrak akan membayar 10 miliyar.

7. Selesai dari kontrak ini Pihak Kesatu akan memberikan rumahnya pada Pihak Kedua.

Menyetujui di bawah ini,

Pihak Kesatu : Jeffrey Keenan Abigail

Pihak Kedua : Zoey Aretta Risty

"Dendanya tidak ada selain uang?" Zoey berkata setelah membaca isi dari kontrak mereka.

"Hm, ada hal lain memangnya selain uang?" balas Jeffrey menjawab pertanyaan Zoey. Memang benar, dia tidak ada pikiran lain selain denda dengan uang.

"Gak ada. Terus apa maksud yang terakhir? Kenapa lo kasih gue rumah?" Zoey bertanya lagi, dirinya sedikit terkejut dengan isi terakhir dari kontrak. Apa Jeffrey bingung menghabiskan uangnya sampai memberikan rumah kepadanya dengan mudah seperti ini?.

Jeffrey menatap langsung ke dalam mata Zoey, ia mencari kalimat yang tepat untuk diucapkan agar Zoey tidak menolak penawarannya. "Sebagai terima kasih karena sudah berpartisipasi dalam kontrak, gue harus kasih sesuatu ke lo kan? Rumah yang gue maksud, nanti gue ajak lo kalo ada waktu" ucap Jeffrey mengambil bulpoin untuk menandatangani kertas yang dia pegang.

"Gak ada protes lain? Gue tanda tangan ya?" Jeffrey bertanya. Zoey masih terdiam membaca kembali isi kontrak. Benarkah ini yang terbaik untuk mereka berdua.

"Gak ada, gue dapat rumah setelah kontrak selesai kenapa harus protes" ucap Zoey membuat Jeffrey tertawa tidak percaya balasannya seperti itu.

"Okay, gue udah tanda tangan dua kontraknya, satu buat lo satu lagi buat gue" ucap Jeffrey memberikan dua lembar kertas kepada Zoey yang mengambil bulpoin Jeffrey dan ikut menandatanganinya.

Setelah itu, Jeffrey berpikir sudah selesai dan ingin menaruh surat kontrak mereka ke dalam laci.

"Tunggu!" seru Zoey menghentikan gerak Jeffrey yang ingin beranjak dari kasur.