Sama seperti malam-malam sebelumnya, karena setiap malam akan terasa mengerikan bagi seorang Reva. Jika biasanya dia dengan mudah terlelap, kini untuk terpejam selama lima menit saja rasanya susah. Reva melirik ke arah kasur, arah di mana putrinya baru saja terbangun karena sudah tidur sejak jam tujuh.
Jika sudah seperti ini, Reva hanya bisa menghela napas. Anaknya terlihat segar, bisa dipastikan akan terjaga selama satu jam sebelum akhirnya terlelap kembali.
"Apa dia bangun?"
"Liat aja sendiri, kenapa harus nanya?" Reva mendelik sebal ke arah sang suami. Sejak tadi suaminya sibuk sekali menerima telepon soal pekerjaan.
Malam ini mood Reva kembali berantakan karena tubuhnya mulai meronta. Tapi Reva bingung mau mengeluh pada siapa, dia juga tidak tahu mau minta bantuan model apa. Pejaman mata Reva semakin rapat saat Sean mengusap lembut kepalanya.
"Naik dan segera tidur. Muka kamu kusut, pasti kerjaannya marah-marah terus nanti. Jasmine udah kenyang, biar saya yang jaga."