Berhubung kemarin mendapat penerbangan malam, otomatis Sean tidak bisa menemui Reva yang berada di Bogor. Pagi ini, setelah bertanya kabar dan kedetailan tempat di mana rumah sakit Reva kepada Kelvin, Sean langsung pergi tanpa memperdulikan siapapun.
Menyusuri jalan dari parkiran, masuk menyusuri lorong rumah sakit yang ramai, otak Sean terus tertuju kepada wanitanya. Berhari-hari pergi, sialnya Sean sampai tidak tahu ada kejadian seperti ini.
Menyesal? Tentu. Andai Sean tahu, mungkin dia tidak akan ke Bali bersama Jihan. Otak kalut Sean terus bercabang, selain memikirkan siapa dalang dari ini semua, Sean juga teringat akan anaknya. Apa dia baik-baik saja?
Langkah kaki yang besar, bahkan Sean tidak sengaja menabrak beberapa orang yang papasanya. Napasnya terengah, kini dia terdiam harus ke mana dahulu.
"Om!"