"Ikut saya sekarang, kita lewat belakang."
Reva yang baru saja ke luar dari kamar mandi sempat dibuat kaget karena tangannya ditarik. Mendapati Sean yang menarik, Reva memilih pasrah tanpa ada perlawanan. Bukannya lemah atau apa, penolakan apapun tidak akan mempan untuk Sean.
Rasa mual yang masih melanda, membuat Reva memberontak ingin ke kamar mandi. Akan tetapi, cekalan tangan Sean jauh lebih kuat membuat tubuhnya terus tertarik menuju parkiran.
"Sakit, Sean, kamu bisa sabar sedikit ga sih?"
"Masuk."
Reva semakin berdecak kesal saat pria di depannya terus mendorong masuk ke dalam mobil. Apa dia tidak tahu kalau perutnya dengan sakit? Benar-benar menyebalkan!
Tanpa banyak mengeluarkan kata, Sean buru-buru menghidupkan mesin mobilnya, lalu pergi dari area kantor. Rasanya sudah cukup hari ini Sean melihat kedekatan Reva dengan Fian, sudah cukup juga dia berfikir untuk membujuk Reva.