"Sumpah, Reva goblok banget sumpah."
"Demi Tuhan, nomernya masih ga aktif."
Kesedihan, kekalutan, benar-benar sedang menyelimuti Nisa. Sudah semalaman suntuk dia menghubungi Reva, namun ponsel temannya itu tidak kunjung aktif. Saking kesalnya, Nisa sampai membanting ponsel miliknya ke lantai.
Situasi sedang genting, tetapi bisa-bisanya dia pergi tanpa kabar.
"Apa dia di rumah Jihan, Nis? Jihan kekeh nyuruh Reva nginap, apa lagi sekarang hari pernikahannya."
"Bodoh! Ayahnya meninggal, tapi dia lebih mentingin pestanya Jihan? Emang Jihan siapa sih sampai diprioritasin begitu?" Rasanya baru ini Nisa menaruh emosi kepada Reva.
Sedikit cerita, sekitar jam sebelas malam Nisa mendapat telepon dari Ayu, Ibunya Reva. Wanita paruh baya itu menangis sesegukan, bahkan suaranya sampai habis. Awalnya Nisa tidak mengerti ada apa, tapi saat Ayu bilang kalau ayahnya Reva sudah tidak ada, tanpa banyak bicara dia langsung ke rumah sakit.
