"Gila kamu ya?"
"Apa-apaan ini?"
Sean mengusap wajahnya frustasi. Bagaimana dia tidak frustasi, di depannya tertera deretan list yang baru Reva buat. Berbeda dengan kefrustasian Sean, sedangkan Reva tersenyum lebar sembari besedekap dada.
"Gila kamu."
"Gimana? Setujuin dulu dong, baru kita mulai."
"Ya tapi ini ga masuk akal, Re, mana bisa?"
"Bisa!" sentak Reva. "Kamu aja belum coba, kenapa udah bilang ga bisa?" lanjutnya.
"Lima ronde."
Reva bercedak, menyebalkan sekali pria di depannya. Belum ada perjanjian apapun, tetapi sudah meminta hal lebih. Kertas yang sempat terbang, refleks Reva ambil lalu dia kembali memberikannya kepada Reva.
"Tunggu, aku ambil sesuatu di lemari."
Sean tidak menjawab karena dia terus menatap gerak-gerik Reva yang kini berdiri di depan lemari. Lingerie Reva sangat tipis, bahkan Sean bisa melihat isi tubuhnya dari belakang. Sangat menggairahkan, tetapi ketika dia melihat kertas di depannya, Sean mendesah frustasi.
"Tadaa!"