"Kamu mau pesan apa, Re? Pesanlah sesuka hati kamu." Sean menyerahkan buku menu di tangannya ke arah Reva.
Berhubung perutnya sudah lapar, dengan senang hati Reva menerima buku tersebut. Sambil mengetuk-ngetuk dagunya Reva melihat semua menu yang tertera.
"Kalau menunya banyak begini aku suka bingung."
"Aku tuh ga suka disuruh milih."
"Sean?"
"Hem?"
Reva memberikan kembali buku menu tersebut kepada Sean. Melihat itu, tentu saja kening Sean mengerut. "Kenapa dikembalikan? Bukannya kamu bilang laper?"
"Aku ikutin kamu. Kamu pesan apa? Samain aja."
"Kenapa gitu?"
"Aku ga suka milih, Sean."
Sean menerjapkan matanya beberapa kali. Pantas saja tadi Reva dibilang anaknya, tingkahnya memang seperti anak kecil.
"Ternyata saya emang lebih pantas bawa anak daripada kekasih," gumab Sean dengan pelan. Walaupun begitu, dia tetap mengambil buku tersebut lalu memanggil pelayan.
Loh?
Kali ini Reva yang bingung melihatnya.
"Kamu belum lihat, kenapa udah panggil pelayan?"