Beberapa makanan hasil pesanan Reva sudah terpampang nyata. Saking lapar tidak tertahan, Reva memilih mengambil nasi yang berisi ayan bakar miliknya. Sedangkan Rega dan Almira, mereka berdua hanya diam saling tatap. Jika seperti ini terus, mereka serasa menampung anak hilang. Tapi entah kenapa, mereka tidak kesal, layaknya sahabat lama baru bertemu.
"Ini kalian yang bayar 'kan?" Reva menatap awas kedua manusia di depannya. Ketika mereka saling tatap, Reva berhenti dari kegiatannya. Perasaannya tidak enak apa mereka punya cita-cita mau kabur?
Almira tidak menjawab, dia justru menopang dagunya sambil terus menatap Reva. Beberapa bulan kenal, Almira masih takjub dengan sikap dan sifat Reva. Dari awal bertemu tidak ada rasa sungkan, mulutnya akan berkata dengan sesuka hati, tanpa memikirkan apapun.
"Makan, Re, apa ga sayang segini banyak ga dimakan? Tenang aja kali, Rega yang bayar semuanya."