"Udah jam makan siang, Re, ayo kita makan!"
"Gue daritadi udah bayangin segernya soto kayak apa. Mana lagi panas begini."
"Reva!"
Wanita yang sejak tadi dipanggil hanya diam, dia masih sangat fokus menatap layar laptop. Rabut yang sudah terjepit asal, saking asalnya sampai berantakan layaknya orang stress. Belum lagi dua buah pulpen yang berada di atas rambut, untuk menghalau poni katanya.
Memang aneh.
Bukan Reva namanya kalau tidak aneh.
Nisa berdecak, dengan gemas dia menarik kedua pulpen itu hingga Reva menyeritkan kening. "Lo kenapa sih, Nis? Kayaknya setimen banget liat rambut gue? Emang rambut gue ngapain lo? Nabok? Atau gimana."
Tanpa menjawab Nisa menyodorkan pergelangan tangannya sambil mengetuk-ngetuk jam.
"Lo mau pamer jam baru sama gue? Kebiasaan tau ga lo?"
"Udah jam makan siang, Reva, astaga! Gue tau lo lagi di kejar deadline, tapi lo harus makan. Inget di dalam perut lo, dia butuh nutrisi. Ayo kita makan."