"aku tau dia anakmu, tapi dia juga anakku. Dan itu berlaku mulai hari ini, kamu tidak bisa egois membiarkan Fatih tumbuh tanpa kasih sayang ayah. Apa kamu pikir dia tidak akan tumbuh? Biarkan Fatih mengenal aku sebagai sosok ayah, setidaknya ini tidak akan mempengaruhi mentalnya nanti. Kamu mau anakmu stres dan sedih karna di bully temannya? Itu sangat menyakitkan," ungkap Ali dengan tatapan tenang dan penuh perhatian.
Fatimah terdiam, apa yang Alu katakan memang benar. Fatimah tidak bisa egois tentang pertumbuhan Fatih, cepat atau lambat anak itu akan bertanya siapa ayahnya dan bagaimana rupanya? Bagaimana Fatimah bisa menjawabnya jika nyatanya jasad dari ayahnya Fatih itu tidak ada sampai saat ini.
Di saat situasi tegang di antara Fatimah dan Ali, tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan Laras yang menyambut Fatimah. Laras menghampiri Fatimah dan membelakangi Ali, seketika Fatimah menatap Laras dengan tatapan khawatir.