Hari baru di kediaman Fatih dan Puzi, kedua orang itu baru saja keluar dari kamar mereka. Fatih yang sudah lengkap dengan pakaian kerjanya ikut masuk ke dapur menemani sang istri. Sebenarnya Puzi bisa sendiri, tapi Fatih tetap mengawasi istrinya.
"Kak, duduk saja di sana! Kenapa malah ikut ke sini?" tanya Puzi sedikit protes.
"Ya kan jagain kamu, takutnya nanti mual. Kan belun sehat betul," jawab Fatih dengan tenang.
"Aku baik-baik saja kak, mualnya juga sudah hilang. Lagi pula aku hanya membuat roti selai," balas Puzi menjelaskan.
"Tetap saja aku khawatir," jawab Fatih tidak mau mengalah.
Pada akhirnya Puzi pasrah, dan membiarkan Fatih melakukan apa yang dia mau.
Sebenarnya Puzi sudah lama tidak mengalami mual, dan anehnya pagi tadi rasa mual itu kembali datang hingga ia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Fatih yang mendengar istrinya muntah langsung terbangun dari tidurnya, lalu ia menghampiri Puzi dan memijat tengkuknya.