Mata cokelat kehitamannya menatap batu nisan yang berada di hadapannya. Senyap itu menyapa, embusan angin pun membuat beberapa helai rambut mengenai wajah, tetapi wanita itu tetap bergeming. Kedua kaki ditekuk, tubuh pun seketika merosot ke bawah. Salah satu tangan terulur menyentuh nisan tersebut. Mata cokelat kehitamannya berkaca-kaca.
"Maaf..." lirihnya. Tangan itu membelai nisan dengan lembut, seolah itu merupakan kepala seseorang. "Maafkan aku..." Napasnya tercekat. Air mata jatuh membasahi pipi. Sebuah nama tertera pada batu nisan, ia pun menyentuh tulisan nama itu dengan hati-hati. Evan Rafrisqy Fathaan. Nama itu dibacanya dalam hati. Rasa sesak pun semakin menghimpit dada.