"Apa... Ibu bilang?" Adyatma bertanya dengan suara lirih. Matanya yang membulat dan wajahnya yang sedikit pucat menggambarkan sekali bagaimana Adyatma ketika mendengar penuturan dari sang ibu.
Wanita itu—Marina menghela napas dengan keras seraya menyentuh kepalanya yang mulai terasa pening. "Dia, Alana, mengatakan pada Ibu bahwa... dia takut dengan hujan. Lalu saat ini kamu—"
"Aku pergi dulu Bu."
Marina kembali membuka mata dan menoleh, telihat punggung Adyatma telah menjauh dari pandangannya. Sekali lagi, Marina hanya dapat mendesah seraya berdoa pada Tuhan agar hujan tidak turun, tidak sampai Alana telah sampai di rumah ini. "Oh, ya Tuhan!" Marina memegang dadanya yang mulai terasa nyeri. Memikirkan bagaimana Alana di sana, seorang diri, dengan langit yang sudah sangat gelap. Oh, tidak. Marina menggeleng. Marina bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana ketakutakannya anak itu. "Oh, ya Tuhan, tolong lindungi anak itu," gumam Marina.