Suara mesin jahit beserta mesin boiler langsung berdengung ketika kakinya menginjak ruang produksi Garment 1. Alana mendengkus sembari melirik sinis sebuah ruangan yang berada di depan ruang produksi, pria tua itu bahkan belum memberikan earplug—alat pelindung telinga. Namun, ketika terdapat pekerja yang celaka, dia langsung menyalahkan pekerja dan juga Alana.
Wanita itu memutar bola matanya. Pandangan kembali dialihkan pada pekerja. Kakinya melangkah masuk ke dalam barisan para penjahit. Suara mesin pun semakin terdengar jelas dalam telinga, tetapi Alana berusaha tidak acuh. Mata cokelat kehitamannya melirik sisi kanan dan kiri. Seorang wanita paruh baya yang beberapa hari lalu ditanyainya mengenai keluhan bekerja tertangkap oleh pandangan, Alana pun langsung menghampiri.
"Selamat pagi, Bu."
"Eh?" Wanita paruh baya itu tersentak. "Ada apa, Mbak Alana?" Tatapannya menatap was-was Alana. Wajah datar Alana tentu membuatnya takut.