Alana mendaratkan bokong di kursi miliknya dengan embusan napas yang panjang. Suara embusan itu bahkan membuat dua perempuan di ruangan melirik ke arahnya. Mereka tidak merasa heran mengapa wajah wanita berambut cokelat itu ditekuk. Seruan sang manajer terdengar sangat jelas, bahkan beberapa pekerja yang terdapat di garment satu dan dua dapat mendengarnya. Pria tua itu memarahi Alana dengan kondisi mikrofon yang masih menyala, tentu saja semua orang di Departemen itu dapat mendengarnya.