"Apa katamu, Kak?" Astrid bertanya dengan suara sumbang. Matanya menatap lurus ke depan, tetapi tatapan itu terlihat kosong. Jantung berdebar sangat cepat. Kaki terasa lemas, sehingga tubuhnya merosot begitu saja ke lantai. Ponsel masih di dekatkan ke arah telinga. Suara pria itu kembali terdengar. "Aku dan Alana akan menikah." Adyatma mengatakannya dengan satu tarikan napas, tetapi suaranya tercekat.
Astrid menarik sudut bibirnya. "Kalian akan menikah bulan depan?" tanyanya untuk kembali memastikan.
"Iya." Adyatma menjawab singkat.