Kakinya baru saja menginjak area parkir tempat makan. Hiruk pikuk langsung memenuhi pendengaran Anindita, bahkan sebelum dirinya memasuki tempat itu. Anindita mendengkus seraya mengangkat salah satu tangannya untuk menutupi kepala. Terik matahari benar-benar membuat kepalanya terasa panas.
"Anin."
Anindita menggerakkan kepalanya secara perlahan ke belakang. Matanya pun langsung berbinar. "Kharisma!" serunya dengan senyum merekah.
Gadis bernama Kharisma itu mengangguk seraya memeluk Anindita begitu saja. Seorang gadis dalam pelukannya pun tidak merasa keberatan akan pelukan itu. Anindita balas memeluk Kharisma seraya menepuk pelan punggung sahabatnya itu.
"Aku baru saja ingin menghubungimu lho," ujar Anindita dengan suara yang terdengar bahagia.
Kharisma terkekeh. "Aku bahkan sudah melihatmu sejak kamu turun dari motor tadi. Kamu diantarkan oleh seorang pria."