"JAGA UCAPANMU ITU, KANA!" bentak ayahnya. Pria itu menatap anak gadisnya dengan kilatan matanya yang tajam. Kana menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman sinis. Kepalanya sedikit dimiringkan sembari menatap pria paruh baya dihadapannya. "Akhirnya Ayah kembali membetakku." sindirnya.
Matanya nyalang menatap pria di hadapannya. "Mengapa Ayah senang sekali menyalahkanku dan membela wanita tua itu, hah?" tanya Kana. "Oh, aku tahu Ayah!" Gadis itu menepuk pelan kedua tangannya. "Karena wanita tua itu adalah sumber penghasilanmu, benar begitu bukan?" telak Kana.
Sang ayah telah melayangkan sebelah tangannya, namun pergerakannya itu terhenti. Tangannya tertahan akan sesuatu di dalam hatinya. Kana yang melihatnya tersenyum miris. "Ayolah Yah tampar aku saja, cepat!" Kana mendekatkan sebelah pipinya. Namun pria itu hanya terdiam dengan sebelah tangannya yang masih melayang di udara.