"Aku menyayangimu, Kana. Aku benar – benar menyayangimu!" Alif sedikit berseru. Hatinya sangat yakin bahwa perasaan itu masih ada. Rasa sayangnya pada Kana tetap utuh, tidak pernah luntur sedikit pun.
Kana membuka matanya secara perlahan bersamaan dengan hela nafas yang kembali lolos dari mulutnya. Tatapan Alif berubah tajam padanya, tidak ada keteduhan dalam mata itu. Ketika bibirnya akan terbuka, tiba – tiba saja kilat kembali menyambar. Suara gemuruh itu berhasil mengejutkan Kana dan Alif.
Kana mendongakkan kepalanya. Langit sudah semakin gelap, setetes air pun mulai terasa diatas kepalanya. Sepertinya hujan akan kembali turun. Matanya kembali melihat Alif, laki – laki itu terlihat merapatkan jaket yang dikenakannya. Rasa tidak tega kembali menyusup ke dalam hatinya.
"Masuklah ke rumahku." ujar Kana pelan.
"Hah?" Alif menatap Kana dengan mulutnya yang menganga. Telinganya tidak salah dengar, bukan?