Adyatma membuka pintu mobilnya dengan sedikit lemas. Raut wajahnya yang kusut dan tatapannya yang terlihat kosong menggambarkan bagaimana lelahnya ia saat ini. Kakinya diseret untuk melangkah ke arah pintu. Saat berada di depan pintu, tangannya terulur untuk menekan bel. Sekali tekan dan bunyi bel pun terdengar.
Adyatma pun berdiri di depan pintu menunggu untuk dibukakan. Namun, selama beberapa menit ia berdiri, pintu itu tidak juga dibukakan. Tangannya lantas terulur dan bel kembali ditekan. Kedua kalinya suara bel terdengar, tetapi pintu di depannya tetap belum terbuka. Mencoba peruntungan, tangannya lantas terulur mendorong pintu di depannya dan ternyata pintu tersebut tidak dikunci.