Erik mendesah panjang seraya meregangkan kedua tangan. Hari ini benar-benar melelahkan untuk Erik. Sejak matahari terbit hingga—kepalanya menoleh sejenak ke samping melihat ke arah jendela—matahari telah tenggelam, Erik telah duduk di kursinya ini sembari mengerjakan tumpukan laporan yang lagi-lagi belum sepenuhnya ia selesaikan. Erik mengerang. Bokongnya terasa panas karena duduk terlalu lama, jadi ia pun memilih untuk berdiri dari tempat duduknya itu. Ketika Erik hendak melangkah ke arah jendela, ketukan pintu terdengar.
"Masuk!" serunya dari dalam ruangan. Kakinya kembali melangkah ke arah jendela.
Derit pintu terdengar bersamaan dengan derap langkah seseorang. Erik pun tidak menoleh untuk melihat siapa yang datang. Mata cokelat kehitamannya memilih untuk menatap pemandangan di luar dari balik jendela, walaupun hanya beberapa gedung dan rumah-rumah warga yang dapat ia lihat dari atas sini.