"Bagaimana? Apakah kamu sudah sangat marah saat ini?" Hendrik bertanya seraya mengangkat salah satu kaki dan menyandarkan punggung pada dinding yang dingin. Salah satu tangannya masih memegang ponsel, dan benda pipih itu masih didekatkan ke telinganya.
"Apakah kamu perlu bertanya akan hal itu?" Suara Wina di seberang sana terdengar geram.
Sudut bibir Hendrik semakin terangkat. Pernyataan yang baru saja Hendrik lontarkan sudah berhasil menyulut emosi wanita itu. Baiklah, ini saatnya, batin Hendrik.
"Kalau begitu, apakah kamu ingin mendengar sesuatu yang lebih menarik dari itu?" Hendrik bertanya seraya memajukan tubuh dan memiringkan kepala.
"Cepat katakan padaku." Suara Wina terdengar rendah dan dingin.
"Aku..." Hendrik sengaja menggantungkan penuturannya. Pandangannya menatap lurus ke depan, terlihat beberapa wanita dengan seragam birunya berjalan bolak-balik melewatinya.