"Fokuslah pada jalanan. Aku tidak ingin mengalami kecelakaan."
"Hah?" Rama melirik sekilas wanita di sampingnya dengan tatapan bingung.
Alana menoleh ke samping. Pandangannya beralih dari ponsel yang tengah dimainkan pada seorang pria yang berada di kursi pengemudi. "Aku tahu jika kamu melirikku beberapa kali," ujar Alana dengan wajah datarnya.
Rama terkekeh. Mata cokelatnya telah menatap lurus ke jalanan. "Wah Alana, kamu benar-benar luar biasa. Bagaimana bisa kamu mengetahuinya? Sedari tadi aku hanya melihatmu bermain ponsel." Kepala Rama menggeleng tidak percaya.
Alana mendengkus seraya memalingkan wajah. "Kamu saja yang bodoh. Kamu bahkan melirikku dari kaca spion, tentu saja aku dapat melihatnya," ejek Alana.