Adyatma beberapa kali menghubungi Alana, tetapi lagi-lagi suara operator yang menjawab panggilannya. "Sial! Sedang menghubungi siapa wanita itu, hah?" Adyatma menggerutu seraya melepaskan earphone yang terpasang di telinga kiri, kemudian dilempar earphone tersebut ke arah kursi penumpang di sampingnya.
Desah napas keluar dari mulutnya dengan cukup keras. Dirinya menancap gas, dibawanya mobil yang tengah dikemudikan dengan sedikit ugal-ugalan. Pandangannya lurus ke depan menatap jalanan yang cukup ramai. Kedua tangannya mencengkram erat stir. Disalipnya setiap kendaraan yang menghalangi jalannya. Adyatma harus segera tiba di rumah saat ini. Harus.
Kekesalannya terhadap Alana semakin memuncak ketika wanita itu tidak dapat dihubungi. Barusan merupakan panggilan ketiga setelah jeda beberapa menit, dan lagi-lagi operator itu mengatakan bahwa nomor wanita itu tengah sibuk. Adyatma pun hanya dapat memukul stir seraya mengumpat.