Ketukan pintu memasuki telinganya, membuatnya menghentikan kegiatannya saat ini sejenak. "Masuk!" Pria itu bersuara tanpa mengangkat kepala. Dirinya kembali fokus pada beberapa lembar dalam genggamannya.
Derit pintu terdengar bersamaan dengan suara langkah sepatu. "Maaf Pak Erik telah menganggu waktu Anda." Pria itu sedikit menunduk.
Erik mengembuskan napas. Mendongakkan kepala, menatap seorang pria yang lebih muda darinya dengan setelan jas. Mata cokelat kehitamannya mendapati tangan pria di hadapannya memegang sebuah amplop cokelat. Dahinya berkerut samar. "Apa yang ada dalam genggamanmu itu?"
Kepala pria muda itu terangkat. Matanya menatap lurus ke depan. "Ini adalah sebuah kiriman untuk Anda, Pak."
Dahi Erik semakin berkerut. "Untukku?" tanyanya pada pria muda itu.
"Benar Pak."
Beberapa berkas dalam genggaman Erik lantas diletakkan di atas meja. Kepalanya sedikit dimiringkan. "Dari siapa?"
