"Kana, gorden jendelamu dibuka dulu, nak." Suara sang ibu terdengar dari balik pintu kamarnya. Posisi kamar Kana yang berada di depan, membuat jendela kamarnya pun langsung terlihat dari teras rumahnya. Sudah beberapa hari ini gorden jendela itu tertutup. Sang pemilik kamar sengaja tidak membukanya, ia tidak ingin ada satupun sinar memasuki kamarnya.
Kana bergeming, ia tidak menyahuti ucapan ibunya. Sang ibu kembali menghela nafasnya. Sudah empat hari anak gadisnya ini diam membisu. Pikirannya semakin kacau melihat anak gadisnya berubah seperti ini.
"Kana, jika kamu memiliki masalah, kamu dapat mengatakannya pada Ibu." suara lirih dari ibunya tidak membuatnya tersentuh. Kana tetap diam membisu. Ia seolah enggan untuk membuka bibirnya itu.
Sang ibu benar – benar prustasi. Kana memilih untuk berdiam diri, membuatnya semakin bingung harus melakukan apa. Bahkan ia tidak tahu hal apa yang menimpa putri semata wayangnya itu.