Ketukan pintu terdengar, Sandi pun mengalihkan pandangan dari ponsel ke arah pintu. "Masuk!" Seruannya terdengar hingga keluar. Pintu ruangannya terbuka. Dari balik pintu terlihat sosok pria bertubuh tinggi dengan mata sipit dan balutan jas hitam. Pria tersebut melangkah masuk, berjalan mendekati meja Sandi.
"Jadi, apa yang kamu temukan tentang gadis itu?" Sandi memajukan tubuh seraya menopang dagu.
"Sesuai dengan permintaan Tuan, saya mengetahui bahwa Astrid sangat menyukai minuman yang terdapat di sebuah bar, Tuan." Pemuda berjas hitam itu mengatakannya dengan sangat lugas dan tatapan lurus ke depan.
"Bar?" Salah satu alis Sandi terangkat.
Pemuda tersebut mengangguk. "Benar Tuan." Dirinya kembali menegaskan.
Sandi mengangguk pelan seraya memainkan dagu. Cukup menarik, pikir Sandi. "Apakah dia merupakan seorang peminum?" Mata hitam legamnya melirik pemuda di hadapannya.