Instrumen itu mengalun dari radio. Suaranya tidak terdengar begitu keras, tetapi juga tidak terdengar pelan, sehingga membuat mereka yang mendengarnya dapat menikmati lantunan perpaduan alat musik tersebut.
Dalam mobil itu, tidak ada suara lain selain suara yang berasal dari radio. Kedua manusia yang tengah duduk berdampingan itu memilih untuk mengatupkan mulut. Seorang pria yang tengah mengemudi, tentu hanya menatap lurus ke depan. Sementara seorang wanita yang duduk di kursi penumpang di sebelah pria itu hanya menoleh ke samping seraya menyandarkan kepalanya pada jendela.
Mata cokelat kehitaman wanita itu hanya menatap beberapa rumah yang dilewati dari balik jendela. Kepalanya yang disandarkan pada jendela tentu terasa sakit, tetapi dirinya memilih abai. Setidaknya kepalanya yang terus terbentur jendela ketika jalanan tidak mulus, dapat mengalihkan pikirannya dari kejadian beberapa jam lalu. Bahkan hanya mengingat sebentar pun, pipinya terasa memanas. Sial.