Mata hitam Astrid menatap lurus langit-langit kamarnya. Suara jarum jam memenuhi pendengaran. Desahan napas keluar dari mulutnya. Salah satu tangannya terulur ke arah nakas, diambil jam weker yang berada di atasnya. Waktu telah menunjukkan pukul 00.15. Malam sudah semakin larut, hari pun sudah berganti. Astrid kembali mengembuskan napas.
Jam weker itu diletakkan begitu saja di sisi ranjangnya yang kosong. Pandangannya pun kembali menatap ke atas. Ingin sekali rasanya Astrid memejamkan mata, kemudian bersiap untuk datang ke dalam dunia mimpi, tetapi hal itu terasa sulit untuk saat ini. Ketika dirinya menutup mata, pikirannya tetap berkeliaran, membuatnya tetap terjaga.
"Ayah telah melenyapkan Bunda."
Kepalanya menggeleng cepat. Lagi-lagi penuturan kakak tirinya kembali berdengung. "Bahkan Ayah tidak hanya mengkhianati kami, Ayah juga telah melenyapkan Bunda."