Kepala Adyatma menoleh secara perlahan. Mata hitamnya menatap Marina seolah meminta penjelasan. Marina yang juga menoleh menatap anaknya, hanya tersenyum. "Tentu saja kalian akan tidur bersama, kan? Kalian ini kan suami istri." Marina sengaja menekankan kata suami istri di akhir ucapannya. Wanita paruh baya itu bukan tidak tahu jika kedua anaknya itu tidur dalam kamar yang berbeda. Marina hanya ingin Adyatma membuka mata dan hatinya untuk melihat Alana. Biar bagaimanapun juga Alana merupakan wanita baik, dia layak untuk mendapatkan cinta, dan Marina ingin anaknya—Adyatma memberikan hal itu.
Alana yang mendengar hanya bisa tersenyum. Dalam hati dia sudah berteriak merutuki semua orang yang ada di rumah ini, termasuk Adyatma. Pria itu lah yang membawanya ke sini, jadi semua kesialan yang menimpanya tentu akan dilimpahkan pada Adyatma.