Hendrik menyentuh paha putih itu dengan telapak tangan kasarnya. Air mata telah keluar dari pelupuk mata. Alana terus menggeleng, tetapi mulutnya bungkam. Alana merasa lidahnya kelu sehingga tidak dapat mengatakan sepatah kata.
Mata Hendrik tentu melihat raut ketakutan itu, sudut bibirnya sedikit terangkat ketika melihat Alana bercucuran air mata. Pandangan Hendrik kembali teralihkan pada paha putih di hadapannya. Pikiran liar kembali memenuhi benak. Hendrik sedikit memiringkan kepala, tangannya semakin masuk hingga menyentuh celana pendek yang dikenakan oleh gadis itu. Alana pun semakin terbelalak. Kepalanya menggeleng cepat. Alana sungguh berharap tangan itu tidak menyentuh sesuatu dibalik celana pendeknya.