Marina terbelalak. Matanya menatap Anna, wanita berambut gelombang itu bahkan menunduk setelah mengatakan itu. "Maksudmu... Erik mengkhianati Mareta?" Marina tidak ingin percaya, tetapi anggukan Anna membuat bulir bening ke luar dari pelupuk mata. Sesak itu menghimpit dada. Marina membuka mulut untuk dapat mengambil oksigen kemudian mengembuskannya. Bayangan wajah Mareta berputar dalam kepala. "Mareta..." Bulir bening semakin berjatuhan membasahi pipi. Hatinya seperti disayat belati, benar-benar perih.