Chereads / SOMEONE ELSE / Chapter 1 - |CH 1: AUTHOR|

SOMEONE ELSE

squidosunfish
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - |CH 1: AUTHOR|

BRUKKK!!!

Aku menabrak bahunya. Dia terus berjalan seolah tidak menyadari

keberadaanku. Rambut pendek orangenya terlihat lebih gelap hari ini.

Dan matanya yang selalu terlihat bersemangat itu terlihat kosong. Atau

cuma perasaanku saja? Ntahlah kenapa aku harus memperdulikannya.

'ah dia menatapku!'

Akhirnya dia menyadari keberadaanku. Kata kata yang kulontarkan

kemarin sepertinya membuat mentalnya sedikit terguncang. Tapi buat apa

kupedulikan itu? Dia pantas untuk itu.

Dia menatapku tajam dengan mata ungunya yang kosong, lalu mendekatiku

perlahan. Lalu berhenti tepat di depanku. Matanya terlihat seperti

mengamatiku, dari ujung rambut hingga ujung kaki.

" hey nak. Siapa namamu?" tanyanya dingin.

'lelucon apa yang dia mainkan sekarang?' aku pikir dia sedang bercanda

sekarang. Karna dia orangnya seperti itu. Aku melewati dan

mengabaikannya seperti biasa. Tapi, tidak seperti biasanya. Dia hanya

diam melihatku pergi dan mengabaikannya. Biasanya dia akan memaksaku

untuk meladeni leluconnya. Aneh.

Dia melihat punggungku terus dari belakang, lalu berlari mengikuti

langkah kakiku yang cepat. Dia berjalan mengikutiku dari belakang. Dia

sedikit berlari jika tertinggal jauh dariku. Dia terlihat kesusahan

mengikutiku dengan kakinya yang pendek.

"bajingan pendek sialan!"gumamnya tidak jelas.

"apa?" kataku menghentikan langkahku.

BRUKK!!!

Dia menabrak punggungku dengan keras. Sepertinya dia terlalu fokus

mengejarku, sehingga tidak menyadari aku berhenti. Lalu dia menatap

mataku lurus sambil mengusap ngusap hidungnya yang kesakitan. 'apa aku

salah dengar?'.Aku berusaha meyakini diriku, lalu melanjutkan

perjalanan.

Dia diam tanpa sepatah kata selama perjalanan menuju sekolah.

Sesampainya kami di kelas, dia terus mengikutiku sampai kemeja ku.

Lalu duduk disampingku dan menatapku.

" hey nak, siapa namamu?" akhirnya dia berbicara. Tapi, dia menanyakan

pertanyaan yang tadi. Apa leluconnya masih berlanjut? Aku tidak

mengerti. Aku mengabaikannya lagi. Dia terus menanyakan pertanyaan

berulang. Itu membuatku sedikit tidak nyaman.

"bisakah kau berhenti ? bukankah aku sudah menegaskan padamu kemarin,

untuk berhenti menggangguku dan menjauh dariku? apa kau masih tidak

mengerti?. Hah sial" kataku dingin sambil menghela nafas panjang.

Dia melihatku dengan matanya yang dingin. Lalu diam dan tidak

bertanya lagi. Lalu pandagan matanya yang terus menatapku kini beralih

mengamati ruangan kelas. Seolah merasa asing.

"hey! bukankah aku sudah memperingatimu untuk menjauh dari shuji!

Bisakah kau tidak mengusik kami berdua lagi? Dasar wanita pengganggu.

Sekarang menyingkirlah dari kursiku". Kata akane yang baru datang,

mengusirnya.

Dia menatap akane lalu seketika beralih menatapku. Mengabaikan akane.

"natsugawa shuji?" katanya, memanggil nama panjangku. Dia menatapku tajam.

Aku diam, menjawabnya. Kenapa dia bertingkah seolah pertama kali

bertemu denganku? Aku sama sekali tidak mengerti dengannya hari ini.

"HEI TACHIBANA RENA! APA KAU DENGAR AK-"

" fujiwara kenapa kau berbicara dengan orang gila? Tentu saja dia

tidak akan mendengarkanmu. Wkwk" lanjut takeda yang memotong bentakan

akane. dia membuat seisi kelas menertawai rena.

Rena yang sedang melamun, Mengabaikannya. seolah dia tidak peduli atau

dia tidak menyadarinya. Dia diam beberapa saat lalu bangkit, dari

kursi yang dia duduki. Dan pergi.

Akane duduk di kursinya dan mulai menggerutu tentang rena. " ada apa

dengannya?  Haaah" lalu dia menghela nafas panjang. Aku hanya diam,

dan melanjutkan gambarku.

BRUKK!!!

Minami menjulurkan kakinya dengan sengaja. Dan membuat rena jatuh

terlungkup dengan keras. Lalu satu kelas ,kecuali aku. menertawai

gadis yang sedang terjatuh itu.

"hahaha seharusnya aku merekamnya" kata takeda yang tertawa paling keras.

Sejak kejadian kemarin. Rena sepertinya di kucilkan oleh anak anak

kelas. Tapi mereka sedikit keterlaluan kali ini. Tidak ada seorangpun

yang membantunya. Lalu gadis itu bangun dengan darah dihidungnya,

mimisan. Darah itu mulai jatuh mengotori bajunya. Dia melihat ke

arahku, tapi aku mengalihkan wajahku. 'Dia pantas mendapatkan itu'.

Perasaanku saja, ekspresi datar di wajahnya selintas terlihat kecewa.

Lalu dia mengalihkan pandangannya kearah minami.

"kenapa? Hey ayolah aku hanya tidak sengaja, Kau tau?" tanpa rasa bersalah.

Rena menatapnya tajam. Lalu berjalan dengan sempoyongan ke arahnya.

Dan berdiri di depannya. Minami mulai terlihat risih. Rena terus

menatapnya matanya dengan tajam dan dingin.

"apa?!kenapa hah! Ada masalah Hey ayolah aku kan sudah bilang, aku

tidak sengaja! Teman teman juga lihat kok." Kata minami yang mulai

terlihat agak takut dengannya.

"aku tidak ingat pernah menggambarmu" katanya dengan dingin setelah

mengamati minami.

"KYAAA!!!!" teriak minami kesakitan. Rena menginjak kakinya dengan

sangat kuat. Lalu ia menarik kerah baju minami.

"apa kau sedang main main denganku?" tanyanya dingin dan menakutkan.

Minami mulai menangis karna kesakitan dan takut dengan raut wajah rena

yang melotot dan dingin ke arahnya. Suasana kelas yang ramai itu mulai

menjadi hening. Anak anak kelas lain mulai mengintip dari jendela.

mata mereka memancarkan rasa penasaran dan mulai bertanya tanya, apa

yang telah terjadi?

Temannya minami, aoi. Pergi mencari guru, sedangkan yang lainnya

mencoba menghentikan rena. Tapi, usaha mereka sia sia. Selain takut

dengan tatapan kosong gadis itu, mereka juga tidak bisa

menghentikannya, karna rena terlalu kuat.

"hiks…hiks maafkan aku.. aku sengaja menjegalmu.. maafkan.. hiks..

aku" minami menangis tersenggak senggak sambil mengakui perbuatannya,

dan meminta maaf pada rena.

Melihat minami yang menangis, rena perlahan sadar dan melepas kerah

minami. Lalu dia diam. Dan melamun seperti orang mati.

" hey apa yang terjadi di sini??!" satou-sensei dan aoi tiba di kelas.

Pria berusia hampir 30 tahun itu mulai bertanya tanya apa yang sedang

terjadi. Lalu memfokuskan pandangannya ke arah rena yang melamun.

"nanacchi, apa yang terjadi denganmu hari ini? tidak biasanya kau

membuat masalah seperti ini" tanya satou-sensei.

Rena memiliki sifat yang ceria dan mudah akrab dengan siapa saja.

kekuatan komunikasinya sangat luar biasa. Bahkan bisa dibilang sebelum

kejadian itu, dia akrab dengan semua orang yang di sekolah ini.

termasuk para guru. Dan satou-sensei adalah salah satu guru yang akrab

dengannya.

"nanacchi, hei apa kau mendengarku?" satou-sensei mulai memanggilnya

sekali lagi. Dia tetap diam dan mengabaikan satou-sensei.

Satou-sensei melihat kearah kami  seolah seolah bertanya apa yang

terjadi dengannya. Tidak ada satupun yang menjawab. Lalu satou-sensei

melihat ke wajah rena yang melamun.

"UWAHH NANACCHI!! KAU BERDARAH. HEI TACHIBANA RENA!!"teriak

satou-sensei yang histeris dan memanggil namanya dengan serius. Karna

gadis itu terus diam membeku seperti orang mati, satou-sensei menarik

tangannya dan mau pergi membawanya ke uks.

Gadis itu mulai sadar dari lamunannya, menepis tangan satou-sensei.

"hah.. siapa kau bajingan? Berani beraninya kau menyentuhku." katanya

dingin, sambil mengelap darah di tangannya.

Dia mengamati kelas lagi dan pandangannya berakhir menatapku. Lalu dia

pergi keluar kelas.

Satou-sensei  membeku karna shock. Tubuhnya bergetar hebat dan takut.

"apa itu benar benar nanacchi?kenapa dia tidak mengenalku? Hei apa dia

kerasukan roh jahat? Dia terlihat sangat menakutkan menatapku dingin

dengan wajah cantiknya itu" kata satou-sensei lesu.

"hei natsugawa apa dia salah makan hari ini? dia terlihat seperti

orang yang benar benar berbeda." Tanya akane yang duduk di sebelahku.

Setelah itu dia memanggiku,akane, minami dan takeda ke ruang guru

meminta penjelasan.

Dan rena dia tidak terlihat lagi sejak saat itu.

"apa?! Sudah selarut ini? rena belum juga kembali?" kataku panik.

Ibu rena yang khawatir mulai menjadi panik karna anak perempuannya

belum juga pulang padahal sudah lewat tengah malam.

"aku pikir dia sedang bermain di rumahmu shuji, tapi dari reaksimu

sepertinya dia tidak ada di sini. Bagaimana ini.. aku takut kalau

terjadi apa apa dengannya" dia mulai menangis.

"Tenang saja kak haruna, kami akan membantumu menemukan rena" kata

pamanku yang berusaha menenangkan ibunya rena.

" ya kan shuji?" lalu dia dan ibunya rena menatapku.

Hah karna ini salahku aku akan membantu mencarinya. Dasar gadis jeruk

itu, membuat repot orang lain saja.

Aku mengangguk dan kami mulai berpencar mencari rena. Aku mencarinya

dari tempat yang sering dia datangi, rumah temannya, bahkan sampai ke

tempat favoritnya. Aku tidak bisa menemukan rena.

Karna tidak menemukan dia dimanapun aku memutuskan untuk kembali.

Paman  dan reno, adiknya rena juga tidak menemukan rena. Ibu rena

terus menangis khawatir. Lalu kami memutuskan untuk melapor pada

polisi.

Setelah pulang dari kantor polisi, paman dan reno berusaha

menenangkan ibunya rena. Aku mengikuti mereka dari belakang.

"shuji??"

Sangat sedang fokus berfikir sambil melihat punggung pamanku, ibunya

rena dan reno . Fokusku teralih oleh seekor kucing hitam di sudut

jalan. Kucing itu melihatku dengan sangat tajam dan pekat. Lalu pergi.

Tanpa sadar aku mengikuti kucing itu. Dia pergi ke berbagai tempat dan

menghilang tepat di bawah jembatan sungai.

Aku yang kebingungan mencari cari kucing itu. Tapi yang kutemukan di

bawah jembatan adalah gadis mungil dengan rambut pendeknya yang

berwarna oranye, yang sedang duduk di tempat gelap dan lembab itu. Dia

terlihat basah kuyup, kulitnya yang putih bersih itu kotor dan penuh

luka. Dia rena!!! Bagaiamana bisa dia berakhir di sana dengan tubuh

penuh luka seperti itu!!!

"kupikir aku akan ke neraka… tapi kenapa aku berakhir disini? Menjadi

rena..sial. apa ini karna aku membunuh sampah sampah itu?? Tapi mereka

pantas untuk di bunuh. Haaah aku mulai merindukannya.." gumamnya

sambil melihat kearah sungai dengan mata mati.

Seketika langkahku terhenti.

'Membunuh?siapa yang dia bunuh? Menjadi rena? Dia kan rena? Apa

maksudnya?apa dia bukan rena' kepalaku saat ini di penuhi beribu

pertanyaan. Aku tidak bisa mengerti satu pun kata katanya. Aku

memikirkan semua sampai tidak sadar, bahwa ada mata yang menatapku

tajam.

Rena menyadari keberadaanku. Dan melotot tajam ke arahku. Matanya

ungunya yang melotot dalam gelap itu seperti bersinar menunjukkan

warnannya. Ini sangat mengerikan rasanya seperti berada di film

horror/thriller yang di mana, aku seperti chara mengetahui rahasia

yang seharusnya tidak di ketahui. Dia berdiri dan mulai berjalan

mendekatiku.

Ugh sial ini menakutkan. Bulu kudukku berdiri semua. Dan keringat

dinginku perlahan menetes.

"hei, rena dari mana saja kau? Merepotkan ora-"

" kau mendengarnya kan..?" dia memotong kata kataku yang mencoba

berpura pura tenang. Tanpa ku sadari dia sudah berada satu meter

berada didepanku.

Matanya melotot lurus ke arahku. Raut wajahnya yang dingin terlihat

sangat menyeramkan di dalam gelap nya malam. Dia melangkahkan kakinya

mendekatiku lagi. kakiku melangkah mundur dengan sendirinya. Dia yang

melihatku mundur menghentikan langkahnya. Dan masih menatapku.

"kau takut?" tanyanya.

" hei tenanglah, aku tidak akan memakanmu kok." Lanjutnya, tersenyum mengerikan.

'Hei kenapa kau tersenyum!!! Itu membuatku semakin takut!!!'.

Aku mundur menjauh darinya. Itu membuatnya terlihat kaget untuk

beberapa saat. Dia sangat menakutkan. Pikiranku terus berkata bahwa

dia bukan rena. Dan aku mulai setuju dengan itu.

"s-siapa kau? Dimana rena?" tanyaku terbata bata.

"dia mati." Jawabnya singkat.

Rena mati? Mendengar itu membuat tubuhku  membeku untuk beberapa

saat. Lalu aku memberanikan diri menatap matanya. Dan bertanya lagi.

"kau membunuhnya?" tanyaku lagi.

"kenapa aku? Bukankah itu kau?" jawabnya dingin.

'aku? Membunuh rena?' aku berfikir semakin dalam dan dalam. Sampai

kepalaku mulai sakit. Bagaimana bisa aku membunuhnya?bukan kah semalam

dia masih baik baik saja?kenapa? kenapa?kenapa?

" gadis yang malang dia mati karna perkataan orang yang dia cintai,

dan bahkan orang yang dia cintai tidak menyadari, bahwa dirinya telah

mati" lanjutnya. Membuatku sadar dari lamunanku.

karna kata kataku kemarin? Apa dia bunuh diri? Aku tidak tau kalau

kata kataku berdampak seburuk itu padanya. Aku merasa bersalah,

harusnya aku tidak mengatakan itu padanya. Walaupun aku sangat

membencinya. Ugh ini semua membuatku mual dan lelah.

Aku melihat rena yang di hadapanku, dan membuatku semakin merasa

bersalah.melihatnya menatapku dingin. Itu semakin membuatku merasa

terbebani.

"kau merasa bersalah? Ya kan? Hei nak, asal kau tau. Aku bisa

menghidupkan rena kembali." Katanya.

" tapi dengan satu syarat. Kau harus membantuku menemukan cara agar

aku bisa mati" lanjutnya.

wajahnya sangat dekat sekarang.

"siapa kau? Kenapa aku harus membantumu? Apa kau benar benar bisa

menghidupkan rena?" aku menanyakannya banyak hal.

Bagaimana bisa aku mempercayainnya, aku tidak tau siapa dia, kenapa

aku harus membantunya?.

"  tentu saja kau harus membantuku. Karna aku adalah orang yang

menciptakan dunia ini. jika aku mati, aku bisa kembali ke tempatku dan

menghidupkan rena." Katanya menjawab pertanyaanku.

Aku masih waspada terhadapnya. Dan mengamati dirinya.

" kau dewa?" tanyaku penasaran.

"mungkin semacam itu. Tapi, aku bukan dewa. Aku hanyalah author kok.

Dan kau adalah alasan dunia ini ada, anakku shujinko [pemeran utama]"

Aku masih tidak mengerti.

"ya gitu lah. Karna kau shujinko kau harus membantuku. Sang author"

" jadi mohon bantuannya.. shujinko" dia tersenyum.

Aku melihat rena dengan senyuman bodohnya dari kecil. Berjuta juta

kali bahkan bisa lebih dari itu.  Tapi kini yang kulihat adalah orang

lain dengan wajah rena di bawah rembulan dengan mata ungunya yang

bersinar dan senyumannya yang indah. Membuatku tidak ingin mengakui,

aku telah terpesona padanya.

End ch 1