Mata Diva melotot seolah mau lepas dari rongganya. "Kau menyamakanku sama pelakor? Punya mulut dijaga dong!"
Ralyn tersenyum lembut. "Aku hanya tanya, Mbak. Kok langsung marah, gak lagi ngerasa, kan?"
"Ya kamu tanya, tapi arahnya ke mana aku tahu. Kamu cuma mau menyamakan aku dengan pelacur, kan? Sopan dikitlah, dandan kayak emak-emak aja sok menghina orang." Diva melihat pakaian yang dipakai Ralyn dari atas sampai bawah, norak.
Ia bahkan heran, bagaimana bisa seorang Marchell menyukai wanita yang tidak modis sama sekali? Apa gak malu-maluin kalau dibawa ke kondangan atau ketemu klien kek.
Mendingan dia ke mana-mana lah.
"Tampilan emak-emak." Diva mengulangi kalimatnya.