Raka pulang dari rumah sakit dengan hati yang tak lagi setenang biasanya, ia tidak tahu ini karena mendengar percakapan dia sejoli di dalam ruangan tadi atau karena hal lain, tekanan dari papanya mungkin. Yang jelas saat ini, ia ingin minimal sekali berbuat kebaikan untuk mereka, untuk Zika dan Angga.
Meski ada maksud di baliknya.
Kalau boleh memilih, ia juga tidak mau berada di posisi seperti sekarang, tapi karena sudah terlanjur, mau tidak mau ia harus menghadapainya, kan?
Diambilnya ponsel yang tadi disimpan di saku, kemudian mengirim pesan kepada Arman, ia hanya mengandalkan lelaki itu untuk menjaga Zika, meski hanya dari jauh. Karena kalau Angga saja, jujur ia kurang percaya.
[Aman, Bos. Aku siap di sekitar ruangan Zika, kalau ada apa-apa nanti aku langsung laporkan.]