Memerintah
Yazid mewarisi tampuk kekhalifahan setelah Mu'awiyah mangkat pada 680. Yazid kemudian menulis surat kepada Gubernur Madinah kala itu, Al-Walid bin Utbah bin Abi Sufyan, mengabarkan kabar meninggalnya Mu'awiyah dan mendesaknya untuk mengambil sumpah dari Husain bin 'Ali, 'Abdullah bin Zubair, dan 'Abdullah bin 'Umar. Saat al-Walid meminta nasihat Marwan bin al-Hakam terkait surat tersebut, Marwan menyarankan agar Husain dan 'Abdullah bin Zubair harus dipaksa menyatakan baiat kepada Yazid, sementara 'Abdullah bin 'Umar harus dibiarkan karena dipandang bukan ancaman. Pada akhirnya hanya Husain yang mendatangi panggilan al-Walid, sementara 'Abdullah bin Zubair tidak. Saat bertemu dengan al-Walid dan Marwan di ruangan semi pribadi saat malam, Husain diberitahu kabar meninggalnya Muawiyah dan naiknya Yazid sebagai khalifah baru, dan memintanya melakukan baiat pada Yazid. Husain berdalih bahwa baiat tidak akan berguna bila dilakukan secara pribadi dan lebih baik dilakukan di ruang terbuka. al-Walid sepakat, tapi Marwan menyela bahwa Husain harus ditahan sampai dia memberi baiat kepada Yazid. Husain kemudian menghardik Marwan dan kemudian keluar meninggalkan al-Walid dan Marwan. 'Abdullah bin Zubair sendiri keluar menuju Makkah saat malam dan paginya, al-Walid mengirim delapan puluh pasukan berkuda untuk menangkapnya. Husain juga pergi ke Makkah setelahnya tanpa memberikan baiat kepada Yazid. Yazid kemudian mengganti al-Walid dengan 'Amr bin Sa'id sebagai gubernur. 'Amr bin Sa'id mengirim pasukan ke Makkah untuk menangkap 'Abdullah bin Zubair, tetapi pasukan tersebut dapat dikalahkan.
Di sisi lain, meski dulu menolak saat Muawiyah menetapkan Yazid sebagai pewaris, 'Abdullah bin 'Umar, 'Abdurrahman bin Abu Bakar, dan 'Abdullah bin 'Abbas memberikan baiat mereka pada Yazid.