Brak!
Jaka menutup pintu itu terlalu kuat, sehingga membuat sopir sangat marah dengan Jaka.
"Hei, bisa pelan-pelan tidak. Nanti rusak tidak mau ganti. Siapa yang repot, Hah!"
"Duh, maaf banget ya, Pak. Seperti yang aku bilang tadi. Teman aku ini dulu tinggal di hutan. Jadi dia tidak tahu dengan semua ini. Sekali lagi aku minta maaf, Pak."
"Halah, alasan. Kalau sempat ada yang rusak, siapa yang mau ganti. Hah sudah, sana turun. Jangan naik mobil aku."
Preeettt! Lagi-lagi Jaka kentut sembarangan. Bagaimana mungkin si sopir betah dengan keberadaan mereka.
"Dasar manusia tidak punya adab. Turun sekarang juga!"
"Pak, jangan. Kami butuh tumpangan. Tolong jangan usir kami. Aku pasti akan ganti rugi kalau nanti sudah sampai di tempat. Janji!"
"Aku tidak mau tahu, pokoknya sekarang turun ya turun. Cepat turun!"
"Hem, iya. Iya, kami turun! Jaka, ayo kita turun."
"Hah? Turun? Sudah sampai ya?"
"Jaka, ayo turun."
