"Ma, tenang saja. Kalau aku rindu, nanti kan aku bisa pulang ke sana. Jadi Mama tidak perlu pusing."
"Tapi Hasan, mau sampai kapan kamu di sana?"
"Mungkin sampai aku bosan, satu tahun, dua tahun, atau bisa saja nanti lebih dari itu. Pokoknya aku mau tinggal di sini."
"Jangan bilang karena kamu menghindari Aisyah ya? Kamu jangan seperti itu, Hasan. Mama tidak enak. Dulu kamu sakiti Aisyah, sekarang kamu ambil anaknya. Di mana letak hati kamu?"
"Sudahlah, Ma. Mama jangan pikirkan masalah aku. Biar semua ini aku yang urus, biar aku yang tanggung semuanya. Lagi pula, anak ini anakku. Jadi aku punya hak atas semua ini. Lagi pula, Cantika juga bersedia asuh Adam. Dia tidak keberatan kok."
"Sudahlah, terserah kamu saja."
"Ya sudah, lalu apa lagi!"
Hasan tidak seperti mamanya, dia yang tega dengan orang. Namun sebaliknya dengan mamanya Hasan. Akhirnya, untuk mewakili Hasan, mamanya datang ke rumah Aisyah.
Tok tok tok...
"Permisi!"